RMOL. Kinerja tim ekonomi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla lagi-lagi disorot.
- PT SIL Kembali Serap TBS Sawit Petani, Tapi...
- Syarat Kuliah Tatap Muka, Mahasiswa Unib Wajib Vaksin
- 10 Anggota Paskibraka Mulai Dikarantina
Baca Juga
RMOL. Kinerja tim ekonomi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla lagi-lagi disorot.
Data terbaru yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa pertumbuhan kredit tahun 2017 hanya 8 persen, menambah panjang daftar kinerja memble tim yang digawangi Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menkeu Sri Mulyani dalam menggenjot ekonomi nasional.
"Lho pertumbuhan kredit 2017 hanya 8 persen. Lengkap sudah pengetatan, fiskal, pajak dan kredit. Pantes ekonomi hanya mandeg di 5 persen," kata ekonom senior Dr Rizal Ramli kepada redaksi, Senin (8/1/2018) dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
"Ini kerja kerja, tapi tidak cerdas. Pantes Presiden JKW bilang, badan ekonomi sehat kok ndak bisa lari?" sambung RR yang pernah menjabat Menko Perekonomian di era pemerintahan Gus Dur dan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
RR berpendapat agar ekonomi tumbuh tinggi, pertumbuhan kredit harus di atas 15 persen. Menurutnya sumber masalah dari kondisi saat ini sederhana.
"Otoritas moneter dan fiskal super konservatif, tidak kreatif, hanya modal pakem Bank Dunia, yaitu pengetatan (austerity)," demikian Rizal. [nat]
- Sawit Murah, Petani Diminta Tetap Tenang
- Lebaran, Kebutuhan BBM 30 SPBU Bengkulu Meningkat
- Resmi, PT KCIC dan Rini Soemarno Cs Digugat Ke Pengadilan