Petani Ini Sedih, Sawahnya Gagal Panen Terendam Air

RMOLBengkulu. Riswandi (50) warga Tabeak Kauk, Kecamatan Lebong Sakti, Kabupaten Lebong, hanya bisa menarik nafas. Naluri seorang ayah tentu ingin memberikan yang terbaik untuk istri dan anak-anaknya.


RMOLBengkulu. Riswandi (50) warga Tabeak Kauk, Kecamatan Lebong Sakti, Kabupaten Lebong, hanya bisa menarik nafas. Naluri seorang ayah tentu ingin memberikan yang terbaik untuk istri dan anak-anaknya. 

Namun, nasib berkata lain. Pemilik sawah bertanamankan padi yang terendam air akibat tanggul jebol, kemarin (7/2) pagi. Lahan sawah dengan luas 0,5 hektare ini telah diurug total material berbatuan dan pasir. 

Terbayang kerugian yang dideritanya. Kini perjuangan Riswandi bikin terenyuh. Sebab ada dua anak dan satu orang istri yang harus dinafkahinya.

Anak pertama bernama Yosi berumur 24 tahun dan anak kedua bernama Yota yang masih duduk di bangku sekolah kelas VIII asal SMPN 01 Lebong Sakti. Sedangkan, sang istri Dimaryana (42) dalam kesehariannya sebagai ibu rumah tangga (irt). 

Raut wajah pria yang bekerja sebagai petani itu terlihat lelah. Di sisi kirinya, istri dan anak menitikkan air mata saat berbagi kisah dibincangi RMOLBengkulu, Jum'at (8/2) pagi.


"Kita juga kaget ketika datang ke sawah Kamis (kemarin, red) pagi. Ternyata sawah kita sudah terendam ," ceritanya kepada wartawan.

Sebelum Itu, padi yang ditanam Riswan itu baru berumur dua bulan. Dalam setahun, padi itu menjadi andalan keluarga. Sebab, tiap tahun menghasilkan 50 karung padi. "Tahun ini sudah tidak bisa lagi digarap," tambah Riswan.

Kondisi ini, membuat dirinya mengalami kerugian yang besar. Padahal, rencananya nanti hasil dari panen padi akan digunakan untuk keperluan biaya sekolah anaknya. Mulai dari membayar sejumlah kebutuhan, hingga untuk uang saku.

"Rencananya begitu. Karena anak saya nomor dua masih sekolah," jelasnya.

Disisi lain, ia juga tak bisa berbuat banyak, karena kondisi serupa juga dialami petani lainnya. Namun, kisah pilu lain disampaikan bapak tiga orang anak tersebut. 

Bahwa, uang yang digunakan untuk proses tanam padi merupakan hasil pinjaman. Sebab, sawah itu statusnya milik saudara sepupunya. "Mau kerja apalagi pak. Ini pekerjaan saya satu - satunya. Harapannya dari panen padi tentunya, tapi sekarang kan gagal," tutupnya.


Warga Gotong Royong Rehabilitas Sawah

Terpisah, Kades Tabeak Kauk, Lahmudin, mengungkapkan, kerusakan lahan sawah petani di wilayahnya sebesar 18 Hektare. Dengan penggarap sebanyak 26 orang. 

Idealnya, jika dikalkulasikan penghasilan tahun sebelumnya penghasilan puluhan petani itu biasanya 1.140 karung. "Kerugian kita perkiraan 468 karung. Itu kalau berkaca dari penghasilan tahun lalu," ujar Kades.

Selain sawah, dia juga mencatat sejumlah tanggul kolam ikan jebol mengakibatkan ratusan kilogram  hanyut terbawa air menuju saluran bioa baes.

"Sebagian ada yang berinisiatif rehab sendiri. Tapi, ada juga yang memang tidak bisa direhab karena sawahnya tertutup total," ungkap Kades.

Salah Satu Ikan Yang Berhasil Diselamatkan Warga Pasca Tanggul Jebol

Sebelumnya, Kamis (7/2) pagi 18 hektare sawah milik 26 warga di Desa Tabaeak Kauk terendam. Kondisi itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi, Rabu (6/2) malam. Sehingga, menyebabkan aliran sungai Bioa Baes meluap. 

Sementara itu, Penjabat Sekda Kabupaten Lebong, Dalmuji Suranto, telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong membuat laporan resmi terkait kerugian tersebut.

"Pemkab melalui BPBD membuat laporan berbagai kerusakan dan kerugian akibat bencana untuk ditindaklanjuti sesuai kewenangannya kecamatan, kabupaten, provinsi atau nasional," tutupnya. [ogi]