Pertumbuhan Ekonomi 2019 Melambat BI: Tahun 2020 Pertumbuhan Ekonomi Bisa Membaik

RMOLBengkulu. Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu merilis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2019 mengalami perlambatan.


RMOLBengkulu. Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu merilis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2019 mengalami perlambatan.

Perlambatan tersebut mencapai 4,96 persen atau lebih rendah dibanding tahun 2018 lalu, yaitu sebesar 0,03 persen atau sekitar 4,99 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Rifat Pasha, Senin (10/2) kemarin.

Menurutnya, hal itu dipicu lantaran mayoritas lapangan usaha utama daerah Bengkulu adalah bidang pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan besar dan eceran, hingga lapangan usaha industri pengolahan

"Hal ini disebabkan oleh situasi perekonomian global yang belum membaik, sehingga menyebabkan beberapa harga komoditas seperti batu bara dan CPO ikut terimbas dan berdampak kepada daerah," kata Rifat Pasha, Senin (10/2) kepada RMOLBengkulu

Lebih lanjut, perlambatan dari sektor lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pangsa mencapai 27.78 persen. Hal tersebut disebabkan oleh belum masuknya musim panen tanaman pangan serta terjadinya musim kemarau yang panjang sehingga mengganggu produksi secara umum.

"Perdagangan besar dan eceran pangsa sebesar 15.23 persen yang disebabkan oleh melambatnya perdagangan barang tahan lama serta perdagangan besar komoditas utama daerah seperti tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura," sambungnya.

"Sedangkan pada industri pengolahan yaitu sekitar 6.07 persen yang disebabkan oleh ekspor luar negeri karena belum menguat sebagai dampak menurunnya volume perdagangan global ditengah keterbatasan bahan baku," ujar Rifat.

Selain itu, penyebabnya berasal dari gangguan cuaca dan konstruksi dengan pangsa sebesar 5.44 persen disebabkan penyelesaian proyek pembangunan pemerintah dan swasta yang didukung oleh kecenderungan akselerasi realisasi belanja modal di akhir tahun.

Lalu, untuk kondisi inflasi di Bengkulu sendiri pada bulan Desember 2019 sebesar 0.59 persen dan cenderung meningkat dari bulan sebelumnya, yaitu sekitar 0.14 persen dari bulan ke bulan (mtm).

Jika dibandingkan, capaian ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya yaitu dengan inflasi sebesar 0.54 persen (mtm) maupun terhadap nasional yang mengalami inflasi sebesar 0.34 persen (mtm)

"Mudah-mudahan perkembangan ekonomi di Bengkulu ini bisa menjadi referensi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan," tutup Rifat.

Dengan adanya perkembangan tersebut, inflasi sampai dengan bulan Desember mencapai level 2.91 persen dari tahun ke tahun (yoy) lebih tinggi dari level nasional sebesar 2.72 (yoy). [tmc]