Peringati HPN, WMU Ajak Jurnalis Jaga Netralitas Dalam Berita

RMOLBengkulu. Semoga insan pers di Bengkulu menjadikan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 ini sebagai momentum mempertegas eksistensi media sebagai pilar demokrasi.


RMOLBengkulu. Semoga insan pers di Bengkulu menjadikan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 ini sebagai momentum mempertegas eksistensi media sebagai pilar demokrasi.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wahyu Manua Utama, seorang tokoh pemuda Bengkulu yang juga caleg DPRD Kota Bengkulu dari dapil I Kecamatan Teluk Segara, Sungai Serut dan Muara Bangkahulu dari PAN ini

"Selamat HPN 2019, saya harap insan pers khususnya di Bengkulu ke depannya semakin profesional, jaga netralitas, harus menyampaikan informasi dengan terang apapun kondisinya, dan ketika ada suatu hal yang layak diberitakan ya beritakan," kata Wahyu yang kerap disapa WMU , Kepada RMOLBengkulu belum lama ini.

Ia juga mengungkapkan dalam pandangannya tentang perkembangan media online/siber hari ini. Baginya media siber kini cukup bagus, profesional, dan mampu mempengaruhi opini publik.

" Media siber kini sangat berperan dalam mendukung pembangunan di Kota Bengkulu. Di beberapa kasus media siber terbukti mampu mempengaruhi opini publik," ungkap WMU.

Tidak hanya itu, informasi tentang apapun lebih banyak ia dapatkan dari media siber, baik itu informasi tentang pembangunan, kebijakan-kebijakan pemerintah dan isu kontemporer lainnya.

" Lewat media siber saya jadi cukup tahu banyak perkembangan, cukup mewakili kebutuhan akan informasi  ," katanya

Masih kata WMU, kecepatan dalam mepublikasikan berita membuat media siber semakin diminati masyarakat. Apalagi kini pengguna gadget tidak hanya didominasi kaum milenial saja, dan sebagian besar lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget.

"Tinggal share link beritanya langsung sampai ke masing-masing personal. Tinggal bagaimana mengemas konten beritanya jadi menarik, karena kalau tidak menarik biasanya tidak diklik link beritanya,"

Kendati demikian, WMU berharap ke depan media siber tidak hanya mengandalkan kecepatan berita saja. Namun diimbangi dengan keakuratan data, objektifitas, juga uji informasi serta verifikasi data, agar media senantiasa menjaga marwah profesi dan menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalisme.

"Kan ga lucu tuh kalo misalnya berita sudah dishare kemana-mana kemudian disunting ulang. Juga ga bisa disepelekan adalah persoalan redaksional, seperti kurang huruf dan penggunaan kata baku yang cukup sering saya temui saat membaca berita online. Pada intinya hakikat berita itu apa, subtansinya apa, itu yang paling penting," ucap WMU.

Mengingat tahun ini tahun politik, WMU mengajak media untuk bersama-sama menyukseskan Pemilu 2019. Mewujudkan penyelenggaraan pesta demokrasi yang sejuk, aman, jujur dan berkeadilan. Pemilu tanpa ujaran kebencian, isu SARA dan hoax.


"Teman-teman harus menjadi jurnalis yang menjaga etika, kode etik dan pedoman. Profesi wartawan adalah profesi yang mulia, karena kalian kita tahu banyak informasi. Karena profesi wartawan adalah profesi yang mulia, saya harap juga tidak ada lagi kasus wartawan yang diintimidasi, mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, apalagi dikerdilkan," pungkas WMU. [ogi]