Penumpang Berkurang, Puluhan Sopir Ngadu Ke Posko Satgas Covid-19

Puluhan Sopir Travel saat mendatangi Kantor BPBD Lebong, Jum'at (23/7)/RMOLBengkulu
Puluhan Sopir Travel saat mendatangi Kantor BPBD Lebong, Jum'at (23/7)/RMOLBengkulu

Puluhan sopir travel, pada Jum'at (23/7) pagi tadi, mendatangi posko Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Lebong, yang berpusat di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong.


Puluhan sopir travel lintas kabupaten yang sehari-hari mengais rejeki di jalur pintu masuk-keluar kabupaten mengeluhkan minimnya pendapatan mereka selama pandemi covid-19 ini.

Bahkan, dalam sehari tidak mendapatkan penghasilan apa-apa karna sepi dan berkurangnya penumpang yang datang maupun pergi melalui pintu masuk-keluar kabupaten.

Kedatangan mereka dalam rangka sebagai bentuk protes atas pemberlakuan posko penyekatan di dua perbatasan Lebong, yang diklaim mengakibatkan semakin berkurangnya pendapatan sopir travel.

Gulpan, warga Kelurahan Turan Lalang yang telah lama menjadi sopir travel ini mengaku tidak mempermasalahkan adanya pelaksanaan swab antigen di posko penyekatan. 

Namun, dia mengaku, penumpang masuk-keluar Lebong menjadi berkurang karena takut diambil swab. Sebab, apabila penumpang asal luar dinyatakan reaktif, maka disuruh putar balik. Sehingga, menggangu proses jasa antar jemput penumpang.

"Semenjak didirikannya posko perbatasan, maka mereka kekurangan penumpang karena tidak berani diswab. Kita cuma menyampaikan keluhan, karena ini menyangkut dengan masalah ekonomi karena penumpangnya berkurang," kata dia, Jum'at (23/7).

Sementara itu, Rolis warga Semelako menyarankan agar pengambilan swab kepada sopir travel cukup dilakukan sekali dan tidak berulang. Sekalipun meminta agar petugas posko humanis.

"Petugas jangan terlalu kasar, dan khusus sopir jangan diswab setiap hari," tambahnya.

Kemudian, Kapolres Lebong, AKBP Ichsan Nur selaku Waka II Satgas Covid-19 menyebutkan, akan meminta personel di posko jika seluruh travel yang sudah mengikuti swab antigen sebaiknya dicatat dan ditandai.

"Semua travel harus dicatat yang sudah diswab. Baik BD dan lain-lain," ungkapnya.

Lebih jauh, Koordinator Satgas Covid-19 Kabupaten Lebong, Fakhrurrozi menegaskan, swab antigen dilakukan di posko perbatasan sebagai pencegahan dini. 

"Dengan swab kita bisa mendeteksi dini dan mengetahui keadaan masyarakat tersebut. Dengan swab kita bisa mendeteksi dini dan bisa cepat menanggulanginya dengan melakukan isolasi mandiri," tuturnya.

Berdasarkan kesimpulan rapat ada 3 poin yang dicatat, pertama jumlah mobil travel yang masuk ke Lebong berjumlah 50 unit. Mereka meminta kompensasi kepada Pemkab untuk anggota sopir travel karena pendirian di posko perbatasan berdampak pada pendapatan.

Kedua, meminta dispensasi bagi sopir travel agar tidak diswab tiap hari, dan ketiga mencari solusi bagi orang reaktif ber-KTP dari luar Lebong yang menggunakan jasa travel.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Waka II Satgas Covid-19 Kabupaten Lebong, AKBP Ichsan Nur didampingi Koordinator Satgas Covid-19 Lebong, Fakhurrozi beserta seluruh puluhan sopir travel Lebong.