Menuntut PT. CBS Tutup 4 Warga Tertembak dan 1 Anggota Polisi Dibacok

Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk (FMRGB), Sabtu (11/6/2016) yang berjumlah lebih kurang 500 orang mendatangi PT Citra Buana Seraya (CBS) di Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah. Masyarakat menuntut agar PT CBS tidak melakukan penambangan batu bara dengan cara Underground atau penambagan bawah tanah.


Forum Masyarakat Rejang Gunung Bungkuk (FMRGB), Sabtu (11/6/2016) yang berjumlah lebih kurang 500 orang mendatangi PT Citra Buana Seraya (CBS) di Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah. Masyarakat menuntut agar PT CBS tidak melakukan penambangan batu bara dengan cara Underground atau penambagan bawah tanah.

Masyarakat yang menuntut pihak PT CBS untuk menutup kegiatannya, karena dianggap mengancam keselamatan warga karena cara penambangan yang dilakukan secara Underground. Namun saat perwakilan masyarakat bermaksud menemui pihak PT CBS pihak keamanan menghalangi sehingga terjadilah keributan, yang menyebabkan 4 warga terkena tembakan oleh anggota Polsek Tabah Penanjung dan 1 anggota polisi terkena bacok.

Keempat korban tersebut adalah Marta Dinata (20) warga Desa Kombring tertembak diperut hingga menembus punggung, Yudi (28) warga Desa Kombring tertembak dibagian perut,  Alimuan (65) warga Desa Durian Lebar  tertembak ditangan dan Badrin (45) warga Desa Durian Lebar tertembak di bagian leher dan paha. Sehingga ke 4 korban tembak tersebut harus dilarikan ke RSMY Bengkulu, sedangkan anggota Polsek Taba Penanjung yang terkena bacokan senjata tajam yaitu, Bripka Syafrizal S. Wirma.

Diungkapkan Alimuan korban tembakan pihak kepolisian, kedatangan FMRGB ke lokasi PT CBS sehingga terjadi kericuhan karena setelah beberapa kali melaporkan aktivitas tambang ke pihak pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah namun tidak mendapat tanggapan sehingga masyarakat langsung mendatangi lokasi PT CBS untuk bertemu dan melakukan koordinasi dengan kepala tambang.

"Aksi masyarakat kali ini karena beberapa kali tidak mendapat tanggapan dari pihak pemerintah, katanya bupati akan datang untuk memutuskan apakah tambang dilanjutkan atau ditutup, tetapiketika kami tiba di lokasi PT CBS sudah banyak aparat kepolisian dan TNI bersenjata lengkap," ungkapnya.

Masyarakat yang saat itu berada di lokasi tambang Underground PT CBS berasal dari 12 desa yakni, Desa Susup, Lubuk Unen 1 dan 2, Penembang, kemudian Taba Durian Sebakul, Talanh Ambung, Raja Sesi1 dan 2, serta Kombring 1 dan 2, Taba Gematung dan Durian Lebar. Masyarakat sudah mengatakan menolak pada saat dilakukannya pertemuan dengan BLH Provinsi Bengkulu, walaupun ada 3 Kepala Desa (Kades) yang setuju, karena desa mereka jauh dari lokasi pertambangan underground.

Menurut, Nordin, Koordinator FMRGB, saat ini kondisi ke 4 warga yang tertembak 2 diantaranya sudah diperbolehkan pulang sedangkan korban Marta Dinata masih dalam kondisi kritis setelah melakukan operasi di RSMY Bengkulu.

"Rekan kita yang menjadi korban 2 diantaranya sudah diperbolehkan pulang, namun 2 lagi masih dalam pemulihan di RSMY sedangkan Marta Dinata masih kritis," katanya.

Setelah dilakukan rapat antara Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Bupati Bengkulu Tengah, Kapolda, M Gufron, dan pihak TNI, PT CBS hingga info terakhir ditutup sementara dan dilarang melakukan penambangan batu bara. [CW14]