Mendung dan Air Sungai Keruh, Ancaman Bagi Wisatawan

Di hari terakhir Libur hari Raya Idul Fitri 1437 H, sepertinya benar-benar dimanfaatkan oleh wisatawan lokal atau pun dari luar daerah Bengkulu, mengunjungi objek wisata baru di Kabupaten Bengkulu Utara.


Di hari terakhir Libur hari Raya Idul Fitri 1437 H, sepertinya benar-benar dimanfaatkan oleh wisatawan lokal atau pun dari luar daerah Bengkulu, mengunjungi objek wisata baru di Kabupaten Bengkulu Utara.

Pantauan RMOL Bengkulu, Minggu (10/7/2016) diperkirakan mencapai puncaknya, para pengunjung ternyata tidak hanya membawa keluarga berlibur ke objek wisata alam Air Terjun Palak Siring, di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Argamakmur. Namun juga berwisata ke tempat Air Terjun Banyu Biru dan Lorong Watu yang di kelolah swadaya oleh kelompok masyarakat setempat.

Menghabiskan waktu hampir 30 menit, dengan berjalan kaki menelusuri perkebunan karet dan jalan mendaki. Setiap orang dibebankan biaya keamanan Rp 5.000, untuk dapat menikmati keindahan atau pun sekedar mandi di dua tempat wisata itu.

"Pemandangannya indah, karena tempat wisatanya baru jadi tidak banyak sampah air-nya juga belum tercemar," ungkap Clara Oktavianti (23) pengunjung asal Kota Bengkulu.

Sedangkan rekannya, Doni Ramadhan (25) mengungkapkan, ingin berwisata ke tempat yang tidak banyak pengunjungnya menjadi faktor utama mereka menghabiskan waktu di dua tempat yang tidak berjauhan itu.

"Ditempat lain sudah banyak pengunjungnya, bahkan sudah tidak terasa nyaman lagi lantaran jumlah pengunjungnya sudah terlalu banyak. Jika di Lorong Watu dan Air Terjun Banyu Biru walaupun baru dan pengunjungnya sedikit bila dibandingkan dengan objek wisata yang dikelolah pemerintah, jadi lebih nyaman," ujarnya.

Sementara itu, Subroto (43) warga setempat, menjelaskan, tingginya animo masyarakat untuk menunjungi dua lokasi tersebut. Ia bersama beberapa orang warga berinisiatif memandu para pengunjung agar tidak tersesat jauh kedalam hutan. Dengan sistem pengelolaan secara swadaya, keuntungan yang didapat dapat membantu perekonomian keluarga ditengah merosotnya sektor perkebunan sawit dan karet.

"Sehari-hari teman-teman disini mendapat penghasilan dari berkebun, dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Lorong Watu dan Air Terjun Banyu Biru dapat menambah penghasilan kami. Libur lebaran ini sudah ratusan orang banyak yang datang," bebernya.

Selain itu, pihaknya juga dituntut bersolidaritas tinggi kepada para pengunjung, seperti menunjukkan arah jalan, keamanan pengunjung, terlebih kewaspadaan ketika langit mendung dan air sungai mulai keruh. Agar saling mengingatkan supaya cepat-cepat naik, menjauh dari sungai. Hal itu dilakukan untuk menghindari bencana seperti air sungai meluap dan sebagainya yang bisa saja menjadi sebuah ancaman bagi pengunjung.

"Kita selalu mengingatkan tanda-tanda bahaya, saling menjaga dan kita juga tidak segan kembali mengingatkan dengan cara berteriak jika ancaman itu berpotensi datang. Karena memang disini sifatnya kita hanya membantu mereka yang berkunjung," pungkasnya. [N14]