Massa Mengambang 20-30 Persen



RMOLBengkulu. Direktur Lembaga Survey Lampung (Lesla) Ahmad Yulden Erwin menyatakan massa mengambang bertahan kisaran 30-25 persen jelang Pilgub Lampung.

"Angka tersebut menunjukkan kegagalan pendidikan politik di Lampung," katanya pada Konferensi Pers Hasil Survey Elektabilitas Cagub dan Cawagub 27Juni 2018 Lampung di Hotel Horison, Bandarlampung, Jumat (22/6/18).

Berdasarkan hasil survey bulan Februari 2018 terhadap 2270 responden se-Lampung, massa mengambang ada 30,4 persen. Dari 2280 responden pada bulan April, ada 27,02 persen warga yang masih belum menentukan pilihannya.

Pada bulan Mei, dari 2280 responden, ada 28.09 persen belum pasti pilihannya. Dan, survey terakhir pada bulan Juni terhadap 6840 responden, ada 25,23 persen yang masih "galau" pilih siapa.

Responden yang tak akan mengubah lagi pilihannya ada 21,15 persen pada bulan Februari, 20,09 persen pada bulan April, 20,37 persen pada bulan Mei, dan ada 24,56 persen pada bulan Juni 2018.

"Persentase mereka yang bisa mengubah pilihannya masih menunggu atau berharap ada kiriman kerohiman, makanan, sarung, dan lainnya," kata mantan direktur Komite Anti Korupsi (Koak) Lampung itu.

Berdasarkan pengalaman Lesla yang melakukan survey sejak tahun 2008, sampai dalam bilik suara pun masih ada yang berharap ada yang memberikan sesuatu untuk penentuan pilihannya.

Hal ini, menurut Ahmad Yulden Erwin, merupakan kegagalan pendidikan politik. Ada dua pihak yang paling bertanggungjawab atas masih tingginya pemilih yang berharap sesuatu dari kontestan.

Pertama, katanya, partai politik. Pemerintah telah menyiapkan dana buat membantu pendidikan politik kepada partai politik agar masyarakat memilih tidak berdasarkan materi yang didapatkannya.

Kedua, para calon itu sendiri. Dengan menabur banyak hadiah, alat peraga kampanye (APK), hingga uang, masyarakat jadi berorientasi pada "sing ngirim". "Cara-cara tersebut merusak demokrasi," kata Ahmad Yulden Erwin. dikutip RMOLLampung. [ogi]