Masalah Harga Sawit Pemprov Bengkulu Dinilai Kurang Tegas

RMOLBengkulu. Anjloknya nilai tukar rupiah dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melambung naik, turut berimbas pada tidak stabilnya perekonomian.


RMOLBengkulu. Anjloknya nilai tukar rupiah dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melambung naik, turut berimbas pada tidak stabilnya perekonomian.

Menanggapi hal itu, anggota komisi 1 DPRD Provinsi Bengkulu, Sujono, mengingatkan supaya pemerintah harus saling bersinergi untuk membuat perekonomian stabil dan tidak menyulitkan masyarakat.

"Saya berharap pemerintah pusat maupun Pemprov Bengkulu saling bersinergilah, apalagi terkait harga sawit dan karet karena itu dampaknya sangat besar bagi masyarakat di Bengkulu," kata Sujono saat diwawancara RMOLBengkulu, Senin (17/9).

Beliau juga mengkritik pemerintah provinsi Bengkulu yang dianggap kurang tegas membuat aturan terkait harga minimal paling rendah sawit dan karet di Bengkulu.

"Kalau tidak salah beberapa waktu lalu pemerintah pernah memanggil seluruh perusahaan sawit yang ada di Bengkulu, serta menetapkan harga minimal sawit itu Rp 1.200. Tapi buktinya sampai sekarang itu juga nggak dipatuhi," paparnya.

Sujono berharap agar pemerintah kedepan bisa lebih tegas, apalagi untuk kepentingan rakyat.

"Saya berharap pemerintah supaya lebih tegas, jika perlu beri sanksi perusahaan-perusahaan yang tidak taat pada aturan," jelasnya. [ogi]