Makan Korban, Galian Lubang Emas Tradisional di Tik Aseak Ditutup

Lubang galian emas tradisional ditutup/RMOLBengkulu
Lubang galian emas tradisional ditutup/RMOLBengkulu

Aparat menutup lubang emas tradisional yang ada di kawasan Tik Aseak Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong.


Penutupan juga dilakukan lantaran lubang penambangan emas tanpa izin atau gurandil itu ditengarai salah satu faktor penyebab meninggalnya empat penambang tradisional di lubang sedalam 40 meter tersebut.

Kapolres Lebong, AKBP Awilzan melalui Kasat Reskrim Iptu Alexander mengatakan,  pasca evakuasi empat korban dari dalam lubang kemarin, lokasi sudah disterilkan dan dipasang police line atau garis polisi.

"Lokasi sudah kita tutup. Anggota polisi sudah memasang garis polisi di lokasi," kata, pada Jum'at (9/9).

Lubang galian emas tradisional di Lebong, yang memakan korban jiwa, Kamis (8/9) ditutup polisi dengan memasang garis polisi. Warga tak lagi diperbolehkan melakukan aktivitas penambangan di lokasi ini.

"Kegiatan ini dilakukan untuk memelihara keamanan dan sebagai peran serta memberikan wujud kontribusi nyata dalam menjaga situasi Kamtibmas," bebernya.

Polisi juga sudah memberikan imbauan, lanjutnya, agar warga tidak melakukan aktivitas penambangan emas di lokasi karena sangat membahayakan dan mengancam nyawa.

Sementara itu, terkait penyelidikan tewasnya keempat warga yang ditemukan tewas di dalam lubang galian tambang emas illegal, pihak keluarga tak bersedia saat korban akan dilakukan outopsi.

Namun, pihak kepolisian sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dari unit identifikasi Satreskrim Polres Lebong.

"Kita sudah tawarkan autopsi, tapi keluarga menolak dan sudah ikhlas menerima jasad keluarganya dan langsung mereka bawa pulang untuk dimakamkan," tandasnya.

Olah tempat kejadian perkara di Tik Aseak

Untuk diketahui, empat orang warga di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, meninggal dunia di dalam lubang galian emas tradisional. 

Kejadian bermula saat keempatnya mau menggali lubang dengan kedalaman 40 meter pada tanggal 03 September 2022 di kawasan Tik Aseak.

Diduga keempatnya meninggal karena kehabisan oksigen saat menggali emas di lubang Tik Aseak Desa Tambang Saweak, Kecamatan Pinang Belapis.

Keempat korban, yakni Aryanto (31), Iwan Faisal (34), dan Riski Manaki (25) warga Air Kopras Kecamatan Pinang Belapis. Sedangkan, satu lagi Madon (25) warga Muara Rupit Lubuk Linggau.

Hanya saja, hingga Kamis (8/9) keempatnya tidak ada kabar dan tidak kunjung pulang kerumah, dan dilaporkan hilang oleh pihak keluarga sekitar pukul 05.10 WIB.

Usai melakukan proses pencarian, korban pertama berhasil dievakuasi dari tambang pada pukul 07.50 WIB. Para korban berhasil dievakuasi semua hingga pukul 08.56 Wib serta langsung dibawa ke rumah duka di Desa Air Kopras.