Lansia dan Anaknya Penyandang Disabilias Bertahan Hidup dari Belas Kasihan Tetangga

Pemdes Bungin saat menggelar gotong royong bersihkan hunian Kahek dan Anaknya/RMOLBengkulu
Pemdes Bungin saat menggelar gotong royong bersihkan hunian Kahek dan Anaknya/RMOLBengkulu

Sungguh sangat memprihatinkan, nasib Kahek (70) bersama anaknya Yan (27) yang selama ini hidupnya hanya bergantung pada belas kasihan para tetangga.


Di dalam rumahnya yang jauh dari pemukiman warga terletak di Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning, Yan yang punya keterbatasan (disabilitas), meluapkan keinginannya. 

Meski wajahnya pucat pasi dan tubuhnya kurus kering, namun semangatnya untuk memiliki usaha tak pernah pudar. 

Yan memang sudah sulit untuk beraktivitas, apalagi untuk bekerja. Namun tiap hari dirinya mengumpulkan sapu lidi untuk dijual.

Sementara itu, orang tuanya Kahek sebelumnya bekerja serabutan untuk menghidupi anaknya. Akan tetapi sejak memasuki lanjutan usia (lansia) dirinya sering mengalami kesakitan.

Puncaknya beberapa hari terakhir, ia terbaring di rumah sakit umum daerah (RSUD) Lebong, untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Dulu sebenarnya nenek Kahek di sini untuk menghidupi keluarganya. Lu­mayan ada pemasukan. Tapi, sejak sudah masuk usia 70 orang tuanya sering mengalami kesakitan," ujar Penjabat Kades Bungin, Sangkut saat menggelar gorong royong membersihkan kediaman Kahek, Minggu (2/7).

Sangkut juga menjelaskan, pihaknya bersama perangkat desa berjibaku membersihkan pondok Kahek dan anaknya, mengingat keduanya akan dipulangkan usai menjalani perawatan di RSUD Lebong.

"Iya gotong royong membersikan kediaman kahek (bak yan) umur 70 tahun warga bungin yg menderita sakit cukup memprihatinkan," ungkapnya.

Sangkut mengatakan, untuk kebutuhan makan sehari-hari ia kerap menerima bantuan dari warga sekitar, organisasi masyarakat hingga pemerintah setempat.

Ia juga mengungkapkan, jika kedua orang saudaranya sudah tidak mampu mencari rezeki lagi dikarenakan sakit yang diderita oleh keduanya.

"Kalau sehari-harinya untuk makan ya makanan apa aja kami makan mas, karena kan tidak semuanya bisa cari rezeki lagi. Kadang tetangga ada yang memberi makanan juga," katanya.

Ia juga mengungkapkan, mengenai kehidupan bersosial mereka memang tidak sesering warga lainnya. Ia memaklumi hal tersebut karena melihat kondisinya. Termasuk kondisi pondok jauh dari pemukiman warga.

Sangkut menambahkan, saat masih sehat dulu Kahek adalah orang yang bekerja keras. Kahek kerap ke ladang setiap harinya untuk bekerja sebagai petani serabutan, namun setelah sakit yang dideritanya ia sudah tidak bisa lagi ke ladang.

"Kahek dulu waktu masih sehat suka ke ngalas (sawah), ia sangat rajin, tapi karena sakit jadi sudah tidak pernah lagi," jelasnya.

Kahek saat dibawa pulang ke tempatnya di Desa Bungin Kecamatan Bungin

Usai Mendapatkan Perawatan Gratis, Rumah Kahek Dibersihkan Secara Gotong Royong

Jika tidak ada kendala, Kahek akan dipulangkan ke kediamannya di Desa Bungin Kecamatan Bungin, pada hari ini Minggu (2/7).

"Iya hari ini kabarnya akan dipulangkan karena sudah pulih. Makanya, sebelum pulang hari ini kita gelar gotong royong," demikian Sangkut.

Terpisah, Camat Bingin Kuning, Meika Rizka saat mengunjungi Kahek yang terbaring tak berdaya di RSUD Lebong, Jum'at (30/6) sore memastikan untuk biaya berobat Kahek ini ditanggung pemerintah daerah.

Hal itu sebagai tindaklanjut perintah Bupati Lebong, Kopli Ansori agar memberikan pelayanan maksimal kepada Kahek tersebut.

"Pasien ini tinggal jauh dari pemukiman warga (areal persawahan) kehidupan pasien ini terkadang bergantung pada belas kasih/bantuan dari para dermawan dan pemerintah melalui berbagai program bantuan sosial, dengan kondisi sekarang pasien dan keluarga sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak," jelas Meika.

Dalam kondisi itu, Meika menceritakan kondisinya. Saat ini Kahek hanya memiliki anak pasien bernama Yan berusia 27 tahun yang nota bene adalah penyandang disabilitas.

"Pasien merupakan warga tidak mampu dan satu satunya keluarga yang dimiliki adalah Yan yang juga penyandang Disabilitas," pungkas Meika.

Tampak Kahek saat dibawa pulang ke kediamannya di Desa Bungin Kecamatan Bingin Kuning

Bupati Ajak Warga Galakkan Semangat Gotong Royong

Sementara itu, Bupati Lebong, Kopli Ansori memastikan bahwa biaya pengobatan dan perawatan selama di RSUD Lebong, gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Peraih penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Wakil Presiden Republik ini menekankan pentingnya menumbuhkan sikap gotong royong agar bisa mengurangi kemiskinan. 

Untuk itu, semangat gotong royong harus terus ditanamkan kepada anak-anak, dan generasi muda agar terus menjalankan gotong royong, bukan hanya wacana saja.

"Semua pihak untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar, bila menemukan dan melihat warga yang membutuhkan pertolongan kesehatan untuk memberikan kepedulian dengan melaporkan ke pemerintah desa atau pihak terkait lainnya untuk diberikan pertolongan," kata Kopli.

Lebih jauh, ia mengaku, saat ini Lebong berstatus UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan secara menyeluruh untuk warga Lebong yang belum memiliki Kartu BPJS Kesehatan.

Dengan cukup membawa E-KTP atau KK, masyarakat Kabupaten Lebong yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa terlayani pada 13 puskesmas dan 1 rumah sakit umum daerah sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Karena tidak ada alasan lagi untuk tidak memanfaatkan jasa layanan kesehatan yang ada, BPJS tidak aktif dengan capaian UHC dalam sehari akan segera diaktifkan terutama bagi yang tidak mampu," demikian Kopli.