Pemerintah Uni Emirat Arab menyesalkan aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh aktivis anti-Islam dalam protes publik di Stockholm.
- Dorong Perlindungan Kekayaan Intelektual, Kemenkumham Bengkulu Kunjungi Disperindag BU
- Dua Kajari Di Bengkulu Dimutasi
- Hari Bakti PAS Ke-60, Kemenkuham Bengkulu Ikut Halal Bihalal Menyambung Bulan Ramadhan
Baca Juga
Dalam pernyataannya, penasihat diplomatik Presiden UEA, Anwar Gargash, mengutuk penyerangan terhadap umat Islam dengan kedok kebebasan berpendapat, mengatakan tindakan seperti itu hanya mengabadikan kebencian dan persaingan.
"Serangan terang-terangan dan berulang-ulang terhadap keyakinan Islam dengan dalih kebebasan berpendapat, akan melanggengkan kebencian dan persaingan. Pelanggaran terhadap yang sakral dapat memperdalam nilai dan konfrontasi ideologis," tulis Gargash di Twitter pada Kamis, seperti dikutip dari The National, Jumat (30/6).
"Barat harus menyadari bahwa penilaian dan pembenarannya tidak dapat dipaksakan pada dunia," lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri UEA kemudian memanggil Liselott Andersson, duta besar Swedia untuk Emirates untuk menyampaikan protes dan kecamannya. Pemerintah Swedia dianggap gagal untuk menghormati nilai-nilai sosial.
Sebelumnya, polisi di Stockholm telah memberikan izin kepada Salwan Momika, seorang atheis asal Irak yang juga adalah anggota partai sayap kanan Swedia, untuk melakukan aksi protes di luar masjid Stockholm pada Rabu (28/6), tepat saat Umat Islam merayakan hari pertama Iduladha.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson kemudian mengatakan aksi yang dilakukan Momika adalah sah, meskipun memang tidak pantas.
- Sedang Jadi Sorotan, KPI Klaim Temukan Ratusan Pelanggaran Penyiaran
- Krisis Air Bersih, Warga Bentiring Minta Dibuatkan Sumur Bor Saat Reses Marliadi
- Rakernas SMSI Akan Dibuka Menteri Kominfo