Kritik PSI ke Prabowo, Gerindra: Pengen Numpang Tenar

Ada motif lain di balik kritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) atas pidato Ketua Umum Prabowo Subianto tentang nasib Indonesia yang diprediksi akan bubar tahun 2030.


Ada motif lain di balik kritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) atas pidato Ketua Umum Prabowo Subianto tentang nasib Indonesia yang diprediksi akan bubar tahun 2030.

Dugaan tersebut diungkapkan Wasekjen Gerindra, Andre Rosaide. Menurutnya, kritik itu sengaja dilancarkan PSI karena ingin numpang tenar dengan Gerindra. Apalagi, kritik itu bukan kali pertama dilakukan PSI pada Gerindra.

Seperti yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Sekjen PSI Raja Juli Antoni saat melancarkan serangan kepada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dengan menudingnya sebagai penyebar informasi palsu (hoax).

"PSI itu pengen numpang tenar ke Gerindra. Mulai dari Raja Juli yang ingin numpang tenar ke Bang Fadli Zon," kata Andre dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Andre menilai bahwa dugaannya ini cukup beralasan. Sebab PSI merupakan partai yang berbasis anak muda dan baru terjun di kancah politik. Sementara, Gerindra sudah berusia 10 tahun dan telah memiliki 73 kursi di DPR.

"PSI itu numpang tenar ke Gerindra. Wajar karena partai baru. Supaya cepat populer coba mengaitkan diri dengan Gerindra," ujar Andre.

Jurubicara PSI Rian Ernest menyebut bahwa pidato Prabowo itu merupakan bukti Gerindra tidak kredibel dan konsisten menjadi oposisi. Sebab Gerindra selama ini dikenal dengan narasi anti asing, sementara dalam pidato tersebut Prabowo menggunakan kajian asing sebagai referensi.

"Alih-alih ingin membakar semangat kadernya, penggunaan informasi asing di muka mimbar ini justru dapat membuat publik bertanya-tanya tentang konsistensi Gerindra terhadap wacana 'anti-asing' yang sering mereka suarakan," sindir Ernest, seperti diberitakan Kantor Berita Pemilu. [nat]