Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan limbah medis penanganan Covid-19 di sejumlah daerah meningkat 5-10 kali lipat pada periode Maret-Juli tahun ini.
- Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia Dimulai 5 Juni 2018
- Ini Deretan 5 Pembantu Jokowi Yang Kekayaannya Naik Drastis saat Pandemi
- Bikin Gaduh, Kapolda Sumsel Minta Maaf Soal Bantuan 2 T Keluarga Akidi Tio
Baca Juga
"Jadi kelihatannya ada korelasinya (peningkatan kasus dengan melonjaknya limbah), tapi mungkin harus dilihat kembali," jelas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (28/7).
Total limbah medis yang berhasil didata pemerintah hingga 27 Juli, kata Menteri Nurbaya, mencapai 18.460 ton.
Limbah medis menurut dia terdiri dari infus bekas, masker, botol vaksin, jarum suntik, face shield, perban, APD, sarung tangan, alat PCR antigen dan alkohol pembersih swab.
"Semua itu limbah medis beracun dan berbahaya," kata dia. Sehingga, Asosiasi Rumah Sakit menurut Menteri Nurbaya harus melakukan pemusnahan limbah hingga 383 ton per hari.
Oleh sebab itu Presiden Jokowi, menurut Menteri Siti Nurbaya, meminta agar penanganan limbah medis diintensifkan dengan penyiapan dana Rp1,3 triliun untuk membangun fasilitas pemusnahan limbah medis.
- Tanpa NIK, Narapidana Bisa Ikut Vaksinasi
- Bersama Brimob, Kemenkumham Bengkulu Siap Sukseskan Tes Kesamaptaan CASN 2023
- Kemenkumham Bengkulu Sabet Penghargaan Terbaik I, Cahyo R Muzhar: Terus Berkontribusi Positif Untuk Bangsa