Kisah Pria di Lebong, Di-PHK Hingga Ciptakan Aplikasi Ojol Guna Bantu Masyarakat

Yudi Ardiansyah saat menggunakan seragam MK  dan Om Kurir/Ist
Yudi Ardiansyah saat menggunakan seragam MK dan Om Kurir/Ist

Perkembangan teknologi berdampak besar bagi berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia bisnis. Itu dibuktikan Yudi Ardiansyah. Pria usia 40 tahun yang kini tinggal di Desa Sukabumi Kecamatan Lebong Sakti Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.


Salah satu upaya adaptasi yang dilakukannya adalah menciptakan platform online untuk tranportasi online alias Ojek Online (Ojol), yang diberinama Mulya Kurir (MK).

Untuk diketahui, MK merupakan platform all-in-one yang disediakan oleh MK bagi masyarakat Lebong. Mengingat daerah itu belum ada jasa transportasi online seperti di kabupaten atau kota-kota besar di Indonesia.

Selain itu, aplikasi itu juga bisa menjadi tempat para pelaku usaha seperti restoran, pedagang pasar, dan UMKM untuk memasarkan produk kepada penggunanya.

Tak hanya itu, aplikasi itu juga ada platform pengiriman barang, pengantar penumpang hingga layanan lainnya seperti yang ada di aplikasi ternama lainnya.

Aplikasi itu juga ia ciptakan sejak bulan Oktober 2020 lalu. Terutama saat Indonesia sedang dilanda Covid-19 dan adanya pembatasan untuk kontak fisik.

Untuk membantu warga setempat, dan membantu agar UMKM di daerah itu tidak gulung tikar. Ia berinisiatif menciptakan aplikasi tersebut.

Sebelum kehadiran fitur tersebut, ia menceritakan pengalamannya sedang terbaring sakit, membutuhkan waktu berjam-jam jika ingin memesan makanan. Sebab, masih mengandalkan transportasi semimanual.

"Jadi, kalau mau pesan bisa melalui Whatsapp," ucap pria mempunyai usaha warung internet itu kepada wartawan, Rabu (17/8) siang.

Atas dasar itu, pria alumni Teknologi Informatika di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa ini memutuskan untuk menciptakan aplikasi MK tersebut.

Dengan berbekal mencari informasi di warung internetnya tersebut, pada bulan September 2020, ia mulai belajar dan meracik aplikasi tersebut.

Ia menjelaskan, pada fitur tersebut, pihaknya juga meningkatkan keseluruhan aspek aplikasi, termasuk proses verifikasi identitas.

Dengan demikian, pendaftaran aplikasi MK yang semula memakan waktu lama dapat berlangsung dengan cepat, jelas, dan mudah.

Di dalam aplikasi gratis yang telah diunduh oleh hampir 5 ribu pengguna ini, fitur tersebut juga memungkinkan MK mengetahui status pendaftaran, mengubah data, dan mendapatkan informasi terkini hanya dalam satu aplikasi.

Sebagai tahap awal, ia melaunching pada bulan Oktober 2020 dengan jumlah driver sebanyak 35 orang.

Tampak pengguna media sosial beberapa hari lalu menikmati layanan MK di Kabupaten Lebong

Yudi juga menjelaskan bahwa kemudahan pendaftaran serta peningkatan pengalaman dalam aplikasi MK diharapkan dapat mempercepat mitra Mulya Kurir melakukan penjualan untuk meningkatkan pendapatannya.

"Tanpa perlu lama menunggu, mitra MK bisa memulai penjualan. Pada akhirnya, mereka dapat berkontribusi terhadap perekonomian di Lebong,” beber Yudi.

Sempat Merantau Ke Pulau Jawa

Sebelum menciptakan aplikasi tersebut, pria beristri anak tiga ini sempat mengadu nasib ke pulau Jawa pada tahun 2001 untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta.

Namun, sembilan tahun berjalan atau tepatnya pada tahun 2010, ia memutuskan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tersebut. Lalu, pulang ke Kabupaten Lebong membuka bisnis warung internet pada tahun 2011.

"Saya yakin tidak ada rezeki yang tertukar, pada prinsipnya kita harus terus berusaha," ceritanya.

Seperti diketahui, sektor UMKM menjadi salah satu tulang punggung perekonomian, terlebih pascapandemi Covid-19.

Selain di Kabupaten Lebong, ia juga mengembangkan aplikasi tersebut di Kabupaten tetangga. Di Kepahiang dengan nama berbeda, yakni Om Kurir.

Meski diterapkan di daerah berbeda, lanjut Yudi, dirinya berupaya untuk mengakomodasi kebutuhan penggunaan sama di daerah itu.

“Kami juga melakukan lokalisasi untuk sejumlah aspek, seperti penyesuaian bahasa dan tulisan, penanggalan, serta foto-foto produk. Jadi, aplikasi ini bisa lebih dekat dengan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Tangkapan layar aplikasi MK Lebong dan Om Kurir Kepahiang

Yudi mengatakan, sebagai salah satu inovasi, aplikasi MK akan terus berupaya agar platform tersebut bisa diterapkan di kabupaten-kabupaten tetangga lainnya di Provinsi Bengkulu.

"Aplikasi tersebut tidak hanya membantu pihak pelaku usaha saja, melainkan juga mempermudah masyarakat," bebernya.

Untuk biaya ongkos itu bervariasi, tergantung dari posisi jarak pemesanan. Sedianya, biaya umum dalam penggunaan layanan jasa ojek online itu hanya Rp 3 ribu.

"Tergantung dari jarak dan daerah masing-masing," tuturnya.