Surati WHO, China Ingin Selidiki Asal-usul Virus Corona

Laboratorium Angkatan Darat Amerika Serikat Fort Detrick, Maryland/net
Laboratorium Angkatan Darat Amerika Serikat Fort Detrick, Maryland/net

China secara resmi telah menyampaikan permintaan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki asal-usul virus corona di laboratorium Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Fort Detrick, Maryland.


Permintaan itu disampaikan Perwakilan Tetap China untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Chen Cu lewat surat yang ditujukan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dimuat Sputnik, Jumat (27/8).

Dalam suratnya, Chen menegaskan kembali ketidakmungkinan teori virus corona merupakan kebocoran dari laboratorium Wuhan, China.

"Jika beberapa pihak berpandangan bawa hipotesis 'kebocoran lab' tetap terbuka, maka laboratorium Fort Detrick dan University of North Carolina di AS harus tunduk pada penyelidikan transparan dengan akses penuh," lanjutnya.

Secara khusus, China meminta WHO untuk menyelidiki penelitian yang dilakukan oleh profesor ahli epidemiologi Ralph Baric dari University of North Carolina.

Itu sejalan dengan laporan Xinhua yang mempertanyakan penelitian Baric mengenai virus corona. Sebuah dokumen yang diterbitkan mennjukkan Baric dan timnya melakukan penelitian seputar gain-of-function dan upaya memodifikasi virus corona sejak 2008.

Chen menyertai suratnya dengan petisi online yang ditandatangani oleh lebih dari 25 juta warga negara China yang menuntut penyelidikan atas Fort Detrick.

Di dalamnya juga ada dua dokumen berjudul "Poin Meragukan Tentang Fort Detrick" dan "Penelitian Virus Corona yang Dilakukan oleh Tim Dr. Ralph Baric di Universitas Carolina Utara".

Direktur Jenderal Departemen Pengendalian dan Pelucutan Senjata di Kementerian Luar Negeri China, Fu Cong menyebut, masyarakat internasional memang telah lama khawatir mengenai kegiatan di Fort Detrick.

Fu juga menyoroti beberapa dugaan kecelakaan terkait keselamatan biologis yang terjadi di institut itu, termasuk penutupannya secara misterius pada Juli 2019, yang beriringan dengan kemunculan Covid-19.

Selain itu, ia juga menuding laboratorum itu melakukan penelitian mengenai senjata biologis yang tidak diketahui oleh komunitas internasional.