Kisah Pilu Ali Ibrahim Lebaran Di Gubuk

RMOLBengkulu. Ali Ibrahim (85), kakek warga RT 01, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur hanya duduk termenung meratapi nasibnya yang hanya hidup sebatang kara. Yang dikaruniai dua anak tinggal berjauhan tidak bisa merayakan Idul Fitri 1439 Hijriah seperti masyarakat lainya yang berkumpul dengan anak-anak dan keluarganya. Karena selain hanya tinggal di sebuah gubuk berdindingkan papan berukuran 2x3 meter yang juga sudah kehilangan istrinya lebih dulu meninggal pada tahun 2006 lalu.


RMOLBengkulu. Ali Ibrahim (85), kakek warga RT 01, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur hanya duduk termenung meratapi nasibnya yang hanya hidup sebatang kara. Yang dikaruniai dua anak tinggal berjauhan  tidak bisa merayakan Idul Fitri 1439 Hijriah seperti masyarakat lainya yang berkumpul dengan anak-anak dan keluarganya. Karena selain hanya tinggal di sebuah gubuk berdindingkan papan berukuran 2x3 meter yang juga sudah kehilangan istrinya lebih dulu meninggal pada tahun 2006 lalu.

Bahkan hidupnya hanya menunggu uluran tangan masyarakat. Mengingat selain usia sudah lansia, tenaga juga sudah tidak kuat. Sehingga hidupnya hanya duduk berdiam diri di gubuknya sembari beraktivitas membersihkan sekitaran rumahnya yang tanpa diterangi listrik.

"Saya sudah 12 tahun tinggal di gubuk ini. Bahkan sejak ditinggal istri dipanggil Allah SWT, saya semakin tak berdaya. Kini saya pasrah kepada Allah menunggu panggilanya. Karena kini saya hanya dapat biaya hidup dari bantuan masyarakat yang datang mengantarkan," ujar Ali Ibrahim dengan mata bersinar-sinar ingin menangis mengenang istrinya.

Dikatakannya, kedua anaknya memang ikut membiayainya selama ini. Ada yang tak jauh dari rumahnya, juga ada yang di Kota Bengkulu. Dirinya memilih menyendiri karena tak ingin menyusahkan anak-anaknya serta masyarakat lainnya.

"Alhamdulillah kalau lebaran banyak yang datang memberikan bantuan. Inilah untuk biaya hidup saya.Karena kalau berjalan sudah tidak bisa jauh lagi," ujarnya.

Sementara Ketua RT 01 Kelurahan Simpang Tiga, Mupi Purnawan, mengakui kalau kehidulan Ali Ibrahim sangat memperihatinkan. Selain tinggal sendirian, kedua anaknya juga tidak tinggal satu rumah.

"Dari rumahnya saja sudah tidak layak. Tapi masalah itu dapat perhatian pemerintah untuk direhab. Mulai dari kelurahan dan disampaikan langsung ke kecamatan. Tapi belum ada realisasinya," jelasnya.

Diakuinya, selama ini hanya warga di sekitar yang memperhatikanya. Baik membantu biaya hidupnya seperti memberikan beras dan makanan lainnya. Untuk itu kedepan ini sudah selayaknya pemerintah turun tangan. Termasuk wakil rakyat untuk dapat memperhatikan orang-orang seperti Ali Ibrahim. Minimal diberikan rumah yang layak. Serta diberikan jaminan hidupnya seperti diberikan bantuan.

"Kalau lebaran ini selain dapat jatah pembagian zakat, juga banyak yang datang memberikan bantuan," imbuhnya. [ogi]