In Memoriam Edo Gio Pernando: Pemuda Hebat

Edo Gio Pernando/Ist
Edo Gio Pernando/Ist

KEPERGIAN Edo Gio Pernando atau akrab disapa Edo Karang Nio. Figur pemuda yang sangat aktif di Kabupaten Lebong. Ada tiga kata, atau mungkin empat. Kata-kata itu bisa menggambarkan ciri Edo: aktif, cerdas, dan lucu. Jika mau ditambah bisa juga: kritis. Namun yang utama yang tiga itu.

Malam setelah menerima kabar wafatnya Edo, Rabu (20/7) sore, saya tidak bisa memejamkan mata. Mata tertutup, tetapi pikiran terbuka. Segera saya bangkit dan mengetik. Biasanya, obat mujarab gelisah tidak bisa tidur itu ialah membaca atau menulis.

Kira-kira 7 tahun lalu saya kenal Edo  sesama pengurus Ikatan Pemuda Kabupaten Lebong (IPKL). Saat itu ia masih duduk di bangku SMA sederajat.

Kepergian pria kelahiran 1998 ini merupakan peristiwa yang amat mengejutkan, apalagi karena kepergian itu terjadi secara tiba-tiba dan amat tragis.

Bagi warga Lebong, kepergian Edo jelas sebuah kehilangan besar. Sebab, dia adalah aset Bumi Swarang Patang Stumang. Pemuda yang sering mempromosikan soal adat Rejang dan aksi sosial.

Lantaran aktif diberbagai lembaga, seperti Badan Musyawarah Adat (BMA) Kabupaten Lebong, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Daerah Taneak Jang, 

Edo orangnya tinggi kurus. Rambutnya bergelombang, cenderung jarang. Pakaiannya selalu sederhana, lebih rutin bersandal jika menghadiri rapat kepemudaan. Itu saat di IPKL. Saya tidak tahu setelah aktif ke organisasi lain.

Saya ingat betul Edo dengan semangat mengatakan bahwa dia akan menjadi Bupati Lebong masa yang akan datang. Setelah itu, kami terlibat banyak kegiatan dan saling berbagi pikiran. Itulah kenangan saya dengan Edo.

Edo juga seorang Master of Ceremonies (MC) yang piawai. Setiap kali ia menjadi pembawa acara di resepsi pernikahan dan pemerintahan. Audiens dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, profesi, dan kelas sosial pasti terbahak-bahak.

Bukan Edo namanya kalau tidak mampu membuat audiens yang awalnya “tegang” dan 'sepaneng' seperti tiang listrik kemudian berubah menjadi terkekeh-kekeh.

Edo memang mempunyai keterampilan prima dan kemampuan diatas rata-rata untuk mengkritik orang, pejabat, aparat, pengusaha, tokoh masyarakat dan lainnya dengan canda dan humor sehingga membuat orang yang dikritiknya 'tersenyum kecut'.

Di sinilah kepiawaian Edo, Ia mampu ‘menghumorkan’ kasus, peristiwa, atau isu sosial apa saja sehingga membuat orang selalu tergelak tawa. 

Ia mampu mengutak-atik sebuah fenomena sosial di masyarakat dari perspektif atau sudut pandang lain yang tak jarang membuat pemirsa cekikikan.

Bahkan, Anggota DPR RI Dapil Bengkulu, Dewi Coryati sempat dibuat kagum ketika mengunjungi Kabupaten Lebong, baru-baru ini.

Dia juga memiliki “keunikan”. Argumentasinya tajam. Bahkan untuk mempertahankan pendapatnya, kami harus berdebat keras.

Banyak prestasi yang diukir sosok pemuda ini. Ia pernah menjadi duta wisata Lebong tahun 2018, Bujang Lebong tahun 2019, hingga Runer Up II Putera Kebudayaan Provinsi Bengkulu.

Edo juga aktif di bidang sosial. Dia sudah beberapa kali terlibat pegalangan dana untuk membantu masyarakat di Kabupaten Lebong. Terakhir, Edo galang dana untuk korban kebakaran di Desa Talang Ulu, yang diposting di akun facebooknya pada tanggal 20 Mei lalu.

Ia hanya lulusan SLTA sederajat. Tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor ekonomi. Untuk melanjutkan karirnya, ia sempat bekerja di Indomaret namun berhenti. 

Lalu diangkat sebagai Tenaga Harian Lepas Terdaftar (THLT) di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Lebong, hingga sekarang ini.

Tak terasa waktu berjalan begitu saja. Saya menyesal belum bisa bekerja sama lama dengan Edo. Saat melihat jenazahnya, generasi muda perlu menjadikannya panutan. Aksi sosial dan pengetahuannya sangat luas, terutama bidang kebudayaan.

Selamat jalan Edo Gio Pernando. Semoga Allah melapangkan jalanmu, mengampuni dosa dan kesalahanmu, serta menerima semua ibadahmu. Amin ya rabbal alamin

Penulis Pemerhati Media Sosial dan Jurnalis