Ditembak Saat Kampanye, Calon Presiden Ekuador Meninggal Di Tempat

Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio/Net
Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio/Net

Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati oleh seorang penyerang selama acara kampanye di Quito pada Rabu (9/8).


Insiden berdarah tersebut tepatnya terjadi di sebuah sekolah di Movimiento Construyee, utara Quito.

Dalam rekaman yang beredar di media sosial, Villavicencio terlihat berjalan menjauh dari lokasi kampanye menuju kendaraan yang dikelilingi oleh beberapa petugas polisi dan kerumunan penonton.

Saat dia masuk ke kursi belakang kendaraan, setidaknya terdengar 12 tembakan. Kemudian seorang polisi dengan cepat menutup pintu di belakang Villavicencio.

Banyak orang yang terlihat panik sambil berusaha melindungi diri dari tembakan, termasuk petugas keamanan setempat.

Dalam serangan itu, sempat terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan seorang tersangka, yang mengakibatkan sembilan orang terluka, termasuk seorang calon majelis dan dua petugas polisi.

Mengutip CNN pada Kamis (10/8), Kejaksaan Agung Ekuador mengatakan bahwa tersangka pria bersenjata itu juga tewas dalam tahanan polisi setelah baku tembak dengan petugas keamanan.

"Tersangka ditangkap dan dipindahkan ke (Unit Yudisial) di Quito. Ambulans dari Departemen Pemadam Kebakaran mengonfirmasi kematiannya. Kini polisi Ekuador sedang memproses pemindahan jenazah tersebut,” kata otoritas negara itu dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Pembunuhan tersebut terjadi 10 hari sebelum putaran pertama pemilihan presiden dijadwalkan pada 20 Agustus mendatang.

Menanggapi serangan tersebut, Presiden Guilermo Lasso dalam unggahannya di media sosial mengungkapkan kemarahannya.

"Marah dan kaget dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Solidaritas dan belasungkawa saya kepada istri dan putrinya," kata Lasso dalam cuitannya di platform X, yang dulu dikenal dengan nama Twitter.

Dalam pernyataannya, ia bersumpah akan menindaklanjut kasus pembunuhan tersebut, dengan segera melakukan pertemuan mendesak antara para pejabat tinggi keamanan untuk membahas kasus pembunuhan fatal tersebut.

"Untuk kenangan dan perjuangannya, saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja," pungkasnya.