Di Tengah Pandemi, Hasil Panen Padi Alami Penurunan Akibat Walang Sangit

RMOLBengkulu. Sejumlah petani di Kabupaten Lebong mengeluhkan hasil panen padi yang tak sesuai harapan mereka. Padahal di momen panen seperti sekarang, harusnya mereka bisa mencicipi hasilnya dengan manis.


RMOLBengkulu. Sejumlah petani di Kabupaten Lebong mengeluhkan hasil panen padi yang tak sesuai harapan mereka. Padahal di momen panen seperti sekarang, harusnya mereka bisa mencicipi hasilnya dengan manis.

Namun, gara-gara serangan Snangeu (bahasa daerah) alias walang sangit mengakibatkan hasil panen menjadi tidak optimal.

Seperti yang dirasakan Yan (35), salah seorang petani di Sukaurajo Kecamatan Amen, bahwa banyak bulir padi yang kosong lantaran diserang hama.

"Dilihat dari timbangan yang seharusnya 1 karung itu isinya 48 kilogram, tetapi sekarang 40 sampai 42 kilogram," katanya, Minggu (21/6).

Ia mengeluhkan, hasil panen yang tidak sepadan dengan mahalnya biaya produksi seperti untuk membeli obat-obatan membuat pusing dengan hasil panen tanam pertama ini.

Tapi karena hasil tersebut, dari 1 karung hanya mampu menghasilkan 40 sampai 42 kilogram gabah atau turun dari jumlah ideal karena bobot padi kurang maksimal.

"Panen barusan ini banyak gagal karena hama 'snangeu' (walang sangit). Semoga tanam sekali lagi, hal seperti ini ada solusinya," bebernya.

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Wawan Fernandez menyatakan, banyak mendapatkan keluhan masyarakat sekaligus melihat langsung kondisi tanaman padi para petani itu.

"Banyak tantangan petani, mulai dari hama 'snangeu' (walang sangit) hingga berbagai jenis hama lainnya yang mengancam gagal panen. Kalau tidak ada perhatian serius dari OPD terkait bukan tidak mungkin jumlah mereka akan terus berkurang,” jelasnya.

Menurut Wawan, kuningnya padi tersebut, bukanlah karena jelang panen. Melainkan bulir-bulir padi itu sudah kering, kosong tanpa isi. Sehingga tanaman para petani kali ini gagal total.

Oleh sebab itu, lanjut Wawan, kehadiran OPD terkait seperti Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) Lebong mulai dari memberikan pendampingan hingga sarana dan prasarana pertanian yang modern akan sangat membantu.

Tidak hanya mengurangi resiko gagal panen akan tetapi lebih dari itu mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen..

Dia menuturkan, bagaimana mungkin Lebong bisa menjadi lumbung beras jika OPD nya saja terkesan masih mencari jatidiri dalam membantu warga tani.

"Ini penting, karena kita bisa makan berkat hasil panen para petani tiap tahun. Maka saya ingatkan kepada Dinas Pertanian dan Perikanan Lebong kepedulian terhadap petani di masa pandemi ini penting," tuturnya. [tmc]