Di Atas Politik Adalah Kemanusiaan

WABAH virus corona (Covid-19) belum juga ada antivirusnya. Hal itu terlihat dari jumlah korban yang terus berjatuhan. Bukan saja korban manusia, tetapi juga ekonomi politik dunia. Semua negara berjibaku melawan serangan virus tersebut, tak terkecuali negara adi kuasa.


WABAH virus corona (Covid-19) belum juga ada antivirusnya. Hal itu terlihat dari jumlah korban yang terus berjatuhan. Bukan saja korban manusia, tetapi juga ekonomi politik dunia. Semua negara berjibaku melawan serangan virus tersebut, tak terkecuali negara adi kuasa.

Di Indonesia, per hari ini korban mengalami peningkatan. Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) per 8 April 2020 jadi 2.956 orang. Dari jumlah itu, 240 orang di antaranya meninggal dunia dan 222 pasien dinyatakan sembuh.

Data ini disampaikan oleh Jurubicara pemerintah khusus penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Dia mengumumkan ada penambahan 218 kasus positif dibandingkan hari sebelumnya.

Melihat tren kenaikan jumlah korban, rakyat semakin gelisah dan cemas. Sebab Pemprov DKI Jakarta saja baru akan melakukan PSBB mulai Jumat, 10 April 2020, besok. Sehingga akan ada payung hukum yang tegas bagi rakyat yang melanggar.

Kalau sebelumnya adalah sekadar imbauan, sekarang sudah bisa menjadi teguran. Hal itu penting, karena untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 memang butuh ketegasan pemerintah.

Banyaknya korban juga tidak bisa diprediksi, sebab setiap hari terus bertambah. Penyebaran yang sangat cepat juga terjadi di kawasan yang rentan terhadap pertemuan banyak orang. Seperti pelabuhan, kereta, terminal, pasar, mal, tempat beribadah, atau tempat yang membuat banyak orang berkumpul.

Keluarnya PP dari Presiden dan disetujuinya usulan Pemprov DKI untuk mengadakan PSBB adalah sebuah percepatan yang perlu diapresiasi. Walaupun dampak dari kebijakan di atas adalah pemerintah harus mampu memberikan bantuan sembako atau BLT bagi rakyat yang kehilangan lapangan pencaharian.

Alternatif Gedung

Jika terjadi ledakan korban virus tersebut, tentu Rumah Sakit di Jakarta belum tentu bisa menampung pasien virus Covid-19. Hal itu persis dikatakan paramedis yang terlibat dalam penanganannya.

Sebagai pemerhati budaya politik, saya juga mendapat masukan dari buruh, ojol, gerakan mahasiswa (BEM), aktivis Prodem, seniman, budayawan untuk mengusulkan jika Gedung DPR/MPR menjadi alternatif untuk tempat penampungan pasien. Sebab di samping cukup luas, Gedung tersebut juga dapat menampung ribuan pasien korban virus Covid-19.

Sebagai wakil rakyat yang memiliki konstituen yang besar, saya kira sikap politik para anggota DPR/MPR menjadi jelas dan nyata. Hal itu pasti akan diikuti anggota dewan dari provinsi, kabupaten/kota di Indonesia.

Kapan lagi anggota dewan yang terhormat berbakti kepada rakyat Indonesia. Sebab di atas politik itu sejatinya adalah kemanusiaan. dilansir RMOL.ID.


Himawan Sutanto

Pemerhati budaya politik