Dana Desa Rubah Wajah Lebong

Tahun 2019 ini, genap 15 tahun Lebong ditetapkan menjadi daerah otonom, salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang mandiri terlepas dari belenggu Kabupaten Rejang Lebong. Bagaimana wajah Lebong hari ini?


Tahun 2019 ini, genap 15 tahun Lebong ditetapkan menjadi daerah otonom, salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang mandiri terlepas dari belenggu Kabupaten Rejang Lebong. Bagaimana wajah Lebong hari ini?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebong, dari jumlah 685,198 km lalu lintas di Kabupaten Lebong, dengan status diaspal 386,447 km, kerikil 90,497 km, dan tanah 208,254 km

Dari 104 desa dan kelurahan, tercatat ada sebanyak 103 Kepala Keluarga (KK) belum teraliri dari listrik PLN. Masing - masing, 20 KK di Desa Muning Agung, 36 KK di Kelurahan Taba Anyar, 10 KK di Keluragan Tes, dan 37 KK di Desa Tanjung Bunga 1.

Selain itu, diketahui masih terdapat satu desa, yaitu Desa Sungai Lisai, Kecamatan Pinang Belapis, yang hingga saat ini belum teraliri listrik dari PLN. Hal tersebut karena wilayah desa yang berada dalam kawasan TNKS, sehingga apabila akan dibangun jaringan listrik membutuhkan proses perizinan dari KLHK.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa rasio elektrifikasi untuk wilayah Kabupaten Lebong sudah mencapai kisaran 98 persen.

Di sektor pendidikan, jika dilihat data jumlah sekolah, jumlah SMA ada 7, SMP 24 dan SD 93. Sedangkan untuk layanan kesehatan, jumlah rumah sakit baru 1, puskesmas ada 13, dan 28 pustu poskedes.

Dari sisi pangan, hingga saat ini pasokan sebagian besar masih bergantung pada kiriman dari Pasar Muara Aman atau daerah lain. Ini disebabkan karena hasil produksi kebun yang musiman. Orang Lebong yang suka bertanam, kerap kesulitan menjual hasil bumi karena minimnya pedagang pengumpul.

Kemudian, berdasarkan rekapitulasi Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) Lebong, tercatat 15 komoditas perkebunan rakyat yang sudah berproduksi.

Diantaranya, kopi robusta, karet, kelapa sawit, kakao, kepala dalam, lada, cengkeh, aren, kayu manis, pinang, kapuk, kemiri, panili, pala, dan jarak pagar. 

Jika dilihat dari produksi padi di Lebong, dari 9.605 hektar luas lahan, panen hanya 51.648 ton. Bahkan, didominasi musim tanam satu (MT1). Mengapa pertanian Lebong sulit maju, saya kira Disperkan Lebong mesti bisa menjawab tantangan itu.

Bagaimana dengan angka kemiskinan di Lebong? dalam beberapa tahun terakhir angka kemiskinan di Lebong terus mengalami trend penurunan. Seperti angka kemiskinan Lebong tahun 2018 ini mengalami penurunan sebanyak 66 orang, atau berkurang dari 13.314 orang pada tahun 2017 menjadi 13.248 orang tahun 2018.

Meski kondisi Lebong hari ini sudah lebih baik dari 14 tahun lalu, namun kondisi daerahnya masih masuk dalam kategori tertinggal. Seperti ribuan jiwa penduduk di Kecamatan Pinang Belapis harus puas dengan jalan kerikil.

Lambat laun, jalan aspal masih berada dalam mimpi mereka, karena sampai saat ini jalan sepanjang belasan kilometer itu masih jalan kerikil, yang sulit dilalui kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.  Padahal di wilayah itu penyumbang hasil pertambangan seperti emas, batu bara, termasuk kopi, padi, hingga kayu manis.

Walaupun demikian, sejak beberapa tahun terakhir adalah era pembangunan fisik infrastruktur. Terutama sejak Dana Desa (DD) yang diterima Pemkab Lebong mampu mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur daerah setempat.

Dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat ke desa sejak 2014 membawa manfaat bagi pertumbuhan pusat ekonomi desa dan meratakan pembangunan infrastruktur jalan hingga pelosok desa.

Selain mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur, DD sebagian dimanfaatkan untuk menggenjot Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Sarana Olahraga yang dimanfaatkan warga dari dana desa.

Disisi lain, sebagai wilayah dekat dengan perbukitan tentunya Kabupaten Lebong punya belasan objek wisata andalan yang tak kalah menarik dari wisata Kabupaten tetangga maupun diluar Provinsi Bengkulu.

Oleh sebab itu, pasangan presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin, kedepannya harus membawa kemajuan bagi daerah tertinggal guna mendukung proses percepatan pembangunan.

Penulis : Alexander
Jurnalis RMOLBengkulu