Cegah Gizi Buruk, Kadinkes Susilawaty : Periksa Rutin Balita Ke Posyandu

RMOLBengkulu. Kasus gizi buruk memang masih menjadi persoalan klasik yang masih belum bisa ditangani di beberapa daerah. Tahun 2019, dinas kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu setidaknya mencatat 6 laporan kasus anak yang terpapar gizi buruk.


RMOLBengkulu. Kasus gizi buruk memang masih menjadi persoalan klasik yang masih belum bisa ditangani di beberapa daerah. Tahun 2019, dinas kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu setidaknya mencatat 6 laporan kasus anak yang terpapar gizi buruk.

Kepala dinas kesehatan Kota Bengkulu, Susilawaty mengungkapkan bahwa usia yang rentan mengalami gizi buruk adalah balita umur 6 hingga 59 bulan. Usia tersebut masih sangat rentan terkena gizi buruk karena masa pertumbuhan dan daya tahan tubuh masih tergolong lemah.

"Ya memang tahun 2019 ini kita masih menemukan ada 6 kasus gizi buruk di Kota Bengkulu. Enam kasus tersebut diperoleh dari data 20 Puskesmas yang tersebar di Kota Bengkulu," jelasnya, Selasa (26/11).

Ia menambahkan jika seluruh laporan kasus gizi buruk yang ditemukan, semuanya langsung ditangani oleh Dinkes Kota dengan pemberian makanan tambahan (PMT), seperti bubur dan susu yang mengandung vitamin. Semua bantuan yang diberikan kepada para balita penderita gizi buruk diberikan secara grafis.

Menurutnya kriteria anak yang kurang gizi atau menderita gizi buruk dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan dan juga umur. Ia pun menghimbau kepada para orang tua agar selalu memberikan asupan vitamin untuk balita agar daya tahan anak semakin meningkat dan terhindar dari penyakit.

Masih kata Susilawaty, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan terjadinya gizi buruk terhadap anak di Kota Bengkulu. Pemerintah pun sudah membuat program 2020 zero kasus gizi buruk untuk menangani masalah tersebut.

"Langkah untuk mencegah terjadinya gizi buruk ini akan dimulai dari pemeriksaan rutin balita di setiap Posyandu. Apabila masih ditemukan gejala kurang gizi maka akan kita tangani secara cepat," tutupnya. [adv]