Aktivitas Masyarakat Terus Meningkat, Pola Pengendalian Covid-19 Harus Menyeluruh

Pola pengendalian Covid-19 harus lebih konsisten, tidak hanya dalam mengendalikan pergerakan masyarakat semata, tetapi juga upaya pencegahan lainnya.


"Upaya pengendalian pergerakan masyarakat dinilai belum cukup untuk menekan potensi penyebaran Covid-19, tanpa diikuti sejumlah  upaya lainnya," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dilansir dari Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (29/10).

Catatan Satgas Covid-19, saat ini tren mobilitas masyarakat mengalami kenaikan yaitu mencapai 22,14% di pusat belanja, 5,43% di taman dan 2,86% di tempat retail dan rekreasi. 

Namun, kalangan pakar epidemiologi berpendapat, kenaikan penyebaran virus korona tidak hanya dipengaruhi oleh faktor mobilitas masyarakat semata. 

Karena, peningkatan dan penurunan jumlah kasus juga dipengaruhi banyak sekali faktor, seperti jumlah test, ketepatan test, varian baru, dan teknik pengendalian yang benar.

Berdasarkan kondisi tersebut, jelas Lestari, potensi ancaman gelombang ke-3 penyebaran Covid-19 yang diprediksi sejumlah pakar, harus terus ditekan lewat pengendalian faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Para pemangku kepentingan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus memastikan bahwa faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan.

Menurut Rerie, fokus pengendalian jangan hanya terhadap pengaturan pergerakan orang semata, tetapi juga jumlah testing dan tracing yang dilakukan harus memadai dan konsisten.

Pola penanganan kasus positif Covid-19 yang muncul di masa penyebaran virus korona relatif terkendali saat ini, ujar anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus lebih komprehensif untuk meredam potensi meluasnya penyebaran virus.

Kebijakan mencegah masuknya virus korona dari negara-negara yang masih mengalami ledakan kasus, ujar Rerie, harus dilanjutkan demi keamanan masyarakat.

Peningkatan aktivitas masyarakat, tegas Rerie, harus diimbangi dengan sistem pengendalian yang lebih menyeluruh dan dilaksanakan semua pihak, baik para pemangku kepentingan dan masyarakat, lewat disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian.