Tahun ini sudah ada sekitar 280.000 orang yang menandatangani kontrak militer dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
- Banyak Pejabat Lebong Belum Lapor Kekayaan Ke KPK
- Ratusan Kendaraan Belum Bayar Pajak, Kerugian Negara Berpotensi Rp 1 Miliar
- Tiga Kategori Besaran Zakat Fitrah Lebong Diputuskan
Baca Juga
Begitu yang disampaikan Mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan, Dmitry Medvedev saat melakukan kunjungan ke wilayah Rusia yang paling Timur pada Minggu (3/9).
Medvedev mengaku telah bertemu dengan pejabat setempat dan membahas upaya penguatan angkatan bersenjata Rusia.
“Menurut Kementerian Pertahanan, sejak 1 Januari, sekitar 280.000 orang telah diterima menjadi anggota angkatan bersenjata berdasarkan kontrak,” ujarnya, seperti dimuat kantor berita TASS.
Tahun lalu, Rusia memiliki ambisi untuk menambah personel tempurnya menjadi 1,5 juta orang.
Beberapa anggota parlemen bahkan berpendapat bahwa mereka membutuhkan 7 juta personel untuk menjamin keamanan negara.
Ambisi untuk meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata di tengah perang Ukraina ditunjukkan Presiden Vladimir Putin dengan meluncurkan mobilisasi parsial terhadap 300.000 tentara cadangan pada September 2022.
Kebijakan itu akhirnya dihentikan setelah ratusan ribu laki-laki usia wajib militer kabur meninggalkan Rusia karena takut dikirim berperang ke medan Ukraina.
- Mobnas Bupati Lebong Di Klaim Hanya Nunggak Setahun
- Diduga Proyek Milyaran Jalan Dan Jembatan Di Kaur Bermasalah
- Riri Damayanti Tendang Bola Pertama Turnamen Futsal KMS