20 Wilayah di Lebong Jadi Titik Locus Stunting

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

Stunting atau gagal tumbuh saat ini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong. Oleh karena itu, pada tahun 2022 ini Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) setempat mencatat sebanyak 20 desa di wilayahnya menjadi locus stunting.


Kadis P3AP2-KB Kabupaten Lebong, Firdaus mengatakan, tim percepatan penurunan angka stunting telah dibentuk. Baik itu tingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan. Dimana ada 20 wilayah menjadi titik locus stunting.

Adapun 20 wilayah itu, yakni Desa Sukau Marga, Sungai Lisai, Tambang Sawah, Danau Liang, Semelako Atas, Kelurahan Tes, Tik Jeniak, Sukasari, Mangkurajo, Kelurahan Rimbo Pengadang, Daneu, Sukau Kayo, Tabeak Blau II, Suka Negeri, Lemeu, Pangkalan, Bukit Nibung, Talang Leak II, Ujung Tanjung I dan Ujung Tanjung II.

"Tahun 2022 ini ada 20 wilayah yang menjadi locus stunting. Ini menjadi catatan kita bersama," kata Firdaus, pada Kamis (24/3).

Dia menjelaskan, untuk target penurunan angka stunting tahun ini sebesar 18,4 persen. Kemudian, tahun 2023 sebesar 16 persen, dan 2024 menjadi 14 persen.

"Target nasional di 2024 itu seluruh daerah harus di angka 14 persen. Kalau kita saat ini, SGI (Studi Status Gizi Indonesia) berada di angka 23 persen dari 20 wilayah locus. Kalau EPPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) di angka 5 persen," jelasnya.

Ia menyatakan dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk penurunan lebih dari tiga persen setiap tahunnya untuk mencapai penurunan prevalensi stunting dari 23 persen menjadi 14 persen pada 2024.

"Tim percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten, kecamatan dan kelurahan-desa sudah dibentuk. Stunting tidak melihat secara fisik saja, tapi indikatornya pada ukuran bayi baru lahir minimal 47 cm," sambungnya.

Ia mengungkapkan, selama ini pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas, ataupun dinas terkait, untuk bersama mencegah stunting, mulai dari pelaksanaan posyandu hingga sosialisasi makanan bergizi untuk ibu Hamil dan menyusui.

"Ini adalah suatu upaya yang cukup menantang dengan harapan dengan program penurunan stunting maka sekaligus penurunan kematian ibu dan kematian bayi akan terjadi," demikian Firdaus.