Benarkah Angka Stunting di Provinsi Bengkulu Terus Menurun?

Foto/Repro
Foto/Repro

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus mendorong agar angka gagal tumbuh atau stunting di Provinsi Bengkulu terus menurun, bahkan tidak ada lagi.


Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu Hamka Sabri saat memberikan sambutan dan membuka Bimbingan Teknis Pengisian Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Tahun 2023, di salah satu hotel kawasan Lingkar Barat Kota Bengkulu, Selasa (28/2). 

Disampaikan Sekda Hamka Sabri, dalam mengatasi stunting ada dua prinsip yang perlu dilakukan. Yang pertama adalah bagaimana agar tidak ada lagi anak yang lahir stunting di masa yang akan datang.

Kemudian yang kedua menurunkan angka stunting yang sudah turun. Dimana di masa kehidupan 1000 hari bayi stunting dapat diperbaiki dengan asupan-asupan bergizi, hingga kuantitas bayi yang lahir stunting dapat berkurang.

Terkait dengan Bimbingan Teknis Pengisian Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Tahun 2023, Hamka Sabri memberikan dukungan dan apresiasi. Menurutnya kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana pendukung dalam mengatasi stunting di Provinsi Bengkulu.

"Kita sangat mendukung hari ini ada 8 langkah atau pengisian konvergensi untuk melakukan langkah-langkah penurunan dan pencegahan angka stunting di Provinsi Bengkulu. Alhamdulillah langsung datang nara sumber dari Dirjen Bangda dan dari Koordinator Data Regional Sumatera," ungkap Hamka.

Kemudian Hamka berharap, para peserta yang berasal dari seluruh Provinsi Bengkulu, dapat serius dan memahami ilmu-ilmu yang diberi oleh nara sumber. Dimana Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa target penurunan angka stunting sebesar 14 persen harus dapat dicapai pada tahun 2024.

"Kita berharap dengan para peserta agar kiranya betul-betul mencermati dan memahami apa yang disampaikan oleh nara sumber nantinya. Lebih dari itu tindaklanjuti di Kabupaten masing-masing sehingga stunting di 2024 seperti apa yang di canangkan nasional dapat kita wujudkan," pinta Hamka.

Sementara itu Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda) Provinsi Bengkulu Isnan Fajri menuturkan, Bappeda akan terus mengawal penurunan angka stunting melalui koordinasi dengan melibatkan pihak-pihak yang memiliki kompetensi dalam penanggulangan stunting. 

"Memang data secara nasional Provinsi Bengkulu itu tidak termasuk lagi ke 12 besar, kita sudah berada di angka 27 nasional. Kita tetap harus kejar itu sekecil mungkin angka stunting kita," jelas Isnan Fajri.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022, angka balita stunting Provinsi Bengkulu berada pada angka 19,8 persen, turun dibandingkan tahun 2021 pada 22,10 persen. Sedangkan data nasional balita stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada tahun 2022.