RMOLBengkulu. Untuk mencegah spekulasi negatif terhadap aksi mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mencium tangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyon (SBY), Partai Demokrat menganggap aksi tersebut tidak spesial dan hanya sebatas senior dan junior.
- Posko Perbatasan Bakal Dilanjutkan, Satu ASN Wajib Bina 10 KK
- Tahun Baru Islam Tetap 1 Muharram, Liburnya Digeser 11 Agustus
- Gibran Bantah Data Luhut Soal Kematian Akibat Covid-19 Di Solo
Baca Juga
RMOLBengkulu. Untuk mencegah spekulasi negatif terhadap aksi mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mencium tangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyon (SBY), Partai Demokrat menganggap aksi tersebut tidak spesial dan hanya sebatas senior dan junior.
"Itu suatu hubungan antara senior dan junior," ujar Waketum Demokrat Syarief Hasan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/6).
Seperti diberitakan Kantor Berita Politik, Syarief mengatakan apa yang dilakukan Gatot masih berada dalam hal wajar. Pasalnya, SBY dalam strata komando TNI merupakan senior Gatot.
"Di TNI itu ikatan moral sangat kuat, antara junior dan senior. Gatot kan pernah dibina oleh SBY, Gatot jadi KSAD di era Presiden SBY," jelas anggota DPR ini.
Disinggung apakah pertemuan dan cium tangan itu sebagai tanda restu dari Demokrat untuk Gatot yang ingi maju Pilpres 2019, Syarief menyebut ada kriteria dan akan diputuskan majelis tinggi partai.
"Pak Gatot saat jadi Panglima TNI bagus, tapi bukan itu faktornya, masih banyak faktor lain. Kita lihat (keputusan majelis tinggi)," tututpnya. [nat]
- Posko Perbatasan Bakal Dilanjutkan, Satu ASN Wajib Bina 10 KK
- Tahun Baru Islam Tetap 1 Muharram, Liburnya Digeser 11 Agustus
- Gibran Bantah Data Luhut Soal Kematian Akibat Covid-19 Di Solo