Serahkan DIPA 2020, Rohidin Sayangkan Helmi Hasan Mangkir

RMOLBengkulu. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2020 kepada kepala pimpinan satuan kerja dan Bupati/Walikota se-Provinsi Bengkulu di Gedung Serba Guna Pemprov Bengkulu, Selasa (26/11).


RMOLBengkulu. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2020 kepada kepala pimpinan satuan kerja dan Bupati/Walikota se-Provinsi Bengkulu di Gedung Serba Guna Pemprov Bengkulu, Selasa (26/11).

Penyerahan DIPA kali ini hanya untuk kabupaten. Sedangkan, untuk Kota Bengkulu ditunda lantaran tidak adanya perwakilan dari Pemkot Bengkulu.

Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan, alokasi anggaran tahun 2020 mengalami peningkatan di banding tahun 2019 lalu. Termasuk dana alokasi untuk desa yang ada di wilayah Bengkulu.

"Dari sisi anggaran memang ada peningkatan dari semua sektor. Hampir semua, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya termasuk dana alokasi desa ada kenaikan," kata Rohidin, Selasa (26/11).

Selain itu, Rohidin menyayangkan ketidakhadiran Walikota Bengkulu, Helmi Hasan maupun perwakilan Pemkot yang lokasi pemerintahannya berada di Kota Madya. Padahal, penyerahan DIPA sudah terjadwalkan oleh Pemprov Bengkulu.

"Sekda nya juga tidak ada yang mewakili. Penyerahan DIPA ini harus sampai langsung kepada kepala daerah, karena kita ingin pastikan belanja itu segera dilakukan dan dilaksanakan dengan proses lelang secepatnya," sambungnya.

Lebih lanjut, alokasi APBN tahun anggaran 2020 untuk Provinsi Bengkulu ditetapkan sebesar Rp 15,62 triliun. Yang tediri dari anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dalam APBN 2020 untuk Provinsi Bengkulu sebesar Rp 4,63 triliun.

Sedangkan, untuk alokasi dana transfer ke daerah, dan dana desa tahun anggaran 2020 untuk seluruh wilayah Provinsi Bengkulu mencapai Rp 10,99 triliun.

Sementara itu, Kepala kanwil DJPb Provinsi Bengkulu Ismed Saputra menyebutkan, bahwa perekonomian nasional kedepan masih dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah.

Sehingga tantangan tersebut meliputi, perlambatan perekonomian dunia, lemahnya perdagangan, perang dagang dan tensi geopolitik, serta perlambatan ekonomi di banyak negara dunia.

"Untuk mendukung hal tersebut pemerintah menempuh 3 strategi fiskal makro yang harus dilakukan, yakni mobilisasi pendapatan pajak dan PNBP, untuk pelebaran ruang tiskat dengan tetap, memberikan insentif, untuk menarik investasi dan mendorong daya saing. Kebijakan spending better untuk efisiensi betania, dan meningkatkan betania modal pembentuk aset. Dan mengembangkan pembiayaan yang kreatif serta mitigasi risiko untuk mengendalikan utang,” tutup Ismed. [tmc]