Sepuluh Hari di Lubang Tik Aseak, Penambang Tradisional Ini Meninggal Dunia Saat Pulang

Rumah duka korban/Ist
Rumah duka korban/Ist

Nasib naas dialami Rodi Suprianto (46), warga Sukau Mergo, Kecamatan Amen, Kabupaten Lebong. Ia dilaporkan meninggal dunia saat perjalanan pulang dari lubang emas tradisional di Tik Aseak Desa Ketenong I Kecamatan Pinang Belapis, Senin (12/6) sekitar pukul 12.00 WIB.


Diketahui almarhum Rodi pergi bersama tetangga yang tak lain kakaknya sendiri bernama Wanudin (65) warga Sukau Mergo Kecamatan Amen.

Wanudin warga Sukamarga Kecamatan Amen, saat dimintai keterangan menyampaikan, dirinya bersama adiknya berangkat ke lokasi lubang Tik Aseak pada tanggal 2 Juni 2023 lalu, atau sudah 10 hari melakukan aktivitas pertambangan di lokasi Tik Aseak.

"Selama di lubang, kita berempat. Tapi, hari ini alm tiba-tiba mengajak pulang usai berhasil dapat 2 urat," kata Wanudin di kediamannya usai dimintai keterangan, Senin (12/6).

Wanudin menjelaskan, selama melakukan aktivitas di lokasi lubang Tik Aseak, Rodi mengeluhkan sakit di bagian dada. Untuk itu, Rodi mengajak kemas barang dan pulang sekira pukul 11.00 WIB.

Saat perjalanan pulang yang memakan 1 jam perjalanan kaki, ia sempat terhenti beberapa kali. Namun, akhirnya melanjutkan kembali perjalanan.

"Sudah makan pagi tadi, almarhum ajak kemas barang dan pulang ke dusun. Dari awal lokasi memang Alm sempat mengeluhkan sakit. Selama perjalanan memang beberapa kali berhenti dan lanjut jalan kaki," ucap Wanudin.

Saat tiba di lokasi parkiran atau di posko penjagaan sekitar pukul 12.00 WIB, Rodi memutuskan istirahat terlebih dahulu di pondok atau lokasi parkir kendaraan para penambang.

Wahnudin mengaku, saat itu ia dirinya keluar dari pondok menghisap sebatang rokok. Namun, saat pulang lagi ke pondok ia melihat Rodi sudah dengan kondisi pingsan tak sadarkan diri.

Penjaga parkir yang berada di sekitar melihat kejadian itu berusaha membantu langsung menelpon warga sekitar untuk mengevakuasi Rodi supaya mendapatkan pertolongan medis.

Hanya saja, saat tiba di Puskesmas Muara Aman, nyawa Rodi sudah tidak tertolong lagi dan dinyatakan sudah meninggal dunia.

"Di lokasi alm sempat kita cek fisiknya namun denyut nadi dan jantungnya sudah tidak berbunyi. Makanya, tadi langsung dibawa ke Puskesmas Muara Aman dengan mobil pick-up," tutup Wahnudin.

Sementara itu, Dedi Warga Sukamarga Kecamatan Amen yang turut membawa Rodi ke Puskesmas menyebutkan, di lokasi korban pingsan dan tidak sadar.

"Kami sampai di lokasi, memang sudah tidak ada detak jantung dan denyut nadi. Ada yang bilang di lokasi ini seperti pingsan," katanya.

Meski dalam keadaan sehat saat menjalankan aktivitas tambang, namun diduga penyakit yang dideritanya kambuh saat perjalanan pulang.

"Dari keterangan temannya alm ada menderita sakit," demikian Dedi.

Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Tantomi membenarkan telah menerima informasi tersebut.

"Iya, informasi ini sudah kita terima," singkatnya.