RMOLBengkulu. Kematian beberapa ekor penyu yang ditemukan tidak jauh dari perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang berlokasi di Teluk Sepang, Bengkulu masih menjadi misterius. Pasalnya manajemen PLTU sendiri menolak disebut-sebut sebagai penyebab matinya beberapa biota laut tersebut.
- PPKM Diperpanjang hingga 18 Oktober
- Pengungkit Ekonomi Jelang Lebaran: Dari THR, Subsidi Ongkir Hingga Bansos Beras
- Kawal PPKM Darurat, Polri Gelar Operasi Aman Nusa II Lanjutan
Baca Juga
RMOLBengkulu. Kematian beberapa ekor penyu yang ditemukan tidak jauh dari perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang berlokasi di Teluk Sepang, Bengkulu masih menjadi misterius. Pasalnya manajemen PLTU sendiri menolak disebut-sebut sebagai penyebab matinya beberapa biota laut tersebut.
Belum lama ini Health, Safety and Environment (HSE) Engineering PT Tenaga Listrik Bengkulu, Zulhelmi Burhan dalam keterangan resminya menolak jika kematian beberapa biota laut dikaitkan-kaitkan dengan keberadaan PLTU. Menurutnya berdasarkan hasil penelitian laboratorium dinas lingkungan hidup (DLH) Provinsi Bengkulu beberapa waktu membuktikan bahwa kualitas air limbah masih normal dan tidak berbahaya.
"Berdasarkan penelitian DLH Provinsi Bengkulu belum lama ini membuktikan bahwa outlet air di saluran pembuangan masih memenuhi baku mutu air dengan parameter 8,32 suhu air 35 derajat Celcius dan Dhl 13, ms," jelas Zulhelmi Burhan dengan keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Dirinya berdalih jika perusahaan rutin memeriksa air bahang di saluran pembuangan namun tidak terbukti bahwa air limbah tersebut mengandung senyawa kimia berbahaya. Ia menambahkan jika pihaknya tidak bisa berkomentar banyak terkait matinya beberapa penyu disekitar PLTU beberapa waktu lalu.
"Kalau berbahaya tidak mungkin ikan-ikan kecil masih hidup di area pembuangan air bahang," tegasnya.
Sementara menurut data dari LSM Kanopi Bengkulu bahwa dalam kurun waktu dua bulan PLTU Teluk Sepang beroperasi, setidaknya sudah 10 ekor penyu dilindungi ditemukan mati. Juru kampanye energi bersih Kanopi Bengkulu, Olan Sahayu mengatakan jika kematian beberapa ekor penyu dalam waktu yang berdekatan selama ini belum pernah terjadi.
"Berdasarkan informasi yang kami himpun dari beberapa orang nelayan Teluk Sepang, mereka mengatakan jika selama ini belum pernah terjadi misalnya 4 ekor penyu mati dalam kurun waktu 2 pekan," ungkapnya.
Untuk diketahui saat ini penyebab kematian beberapa ekor penyu dan biota laut lainnya masih menjadi pertanyaan besar. Meski beberala waktu lalu tim DLHK Provinsi Bengkulu sudah melakukan uji suhu dan Ph air bahang, hingga saat ini belum ditemukan jawaban pasti. [ogi]
- Safari Ramadhan, Kadiv PAS: Semua Jajajaran Harus Tetap Jaga Semangat Kekompakan
- Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-60, Kemenkumham Bengkulu Tabur Bunga Taman Makam Pahlawan Balai Buntar
- Ketua Kadin Bengkulu Turut Belasungkawa Meninggalnya Ayahanda Dedy Wahyudi