Penyu Mati Di Teluk Sepang, Wagub Bengkulu Sebut Penanganan Limbah Sudah Bagus

RMOLBengkulu. Sedikitnya lima ekor penyu yang hidup di perairan Teluk Sepang Bengkulu ditemukan mati di tepi pantai Teluk Sepang Bengkulu yang tak lain lokasinya juga berdekatan dengan Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).


RMOLBengkulu. Sedikitnya lima ekor penyu yang hidup di perairan Teluk Sepang Bengkulu ditemukan mati di tepi pantai Teluk Sepang Bengkulu yang tak lain lokasinya juga berdekatan dengan Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Data terhimpun, kematiaan penyu-penyu tersebut belum diketahui penyebabnya dan saat ini masih ditangani oleh pihak BKSDA Bengkulu untuk teliti lebih lanjut.

Menyikapi peristiwa tersebut, Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah mengatakan, bahwa saat ini pihak Dinas Lingkungan Hidup (LHK) Provinsi Bengkulu telah turun dan mengecek langsung lokasi matinya penyu tersebut.

"Yang jelas Dinas LHK sudah turun dan sementara ini laporannya belum ada terjadi hal-hal yang terlalu signifikan, dan mereka (PLTU, red) juga mempunyai sistem penanganan limbah yang cukup bagus tapi masih tetap dalam pantauan kita, untuk melihat situasi kondisi lingkungan di daerah pembangunan listrik tersebut," kata Dedy, Selasa, (19/11) kepada RMOLBengkulu.

Sementara itu, Yayasan Kanopi Bengkulu mencatat dalam satu bulan ini pihaknya mendapatkan laporan yang sama, yakni sekitar 5 ekor penyu yang dilindungi ditemukan mati terdampar di tepi laut Kelurahan Teluk Sepang.

Tidak hanya itu, beberapa jenis ikan juga ditemukan mati di sekitaran pembuangan limbah PLTU Teluk Sepang Bengkulu. Fenomena kematian penyu tersebut hampir bersamaan dengan proses uji coba PLTU batu bara Teluk Sepang.

"Pada saat uji coba tersebut, dibuang air pencucian boiler dengan bau yang menyengat langsung ke laut. Kami yang melakukan pengecekan pembuangan itu merasa pusing dan mual akibat tidak kuat mencium bau menyengat tersebut. Jika dilihat dari tren and change-nya, ada kemungkinan kematian ini disebabkan oleh pembuangan limbah PLTU yang berbau sangat menyengat tersebut," tutup Ali Akbar. [tmc]