Pembangunan Gedung di RSUD M Yunus Senilai Rp 30 Miliar, Diduga Tanpa Papan Merek Pengerjaan Rawan Tak Tuntas

Pembangunan Salah Satu Gedung Di RSUD M Yunus Bengkulu Yang Menelan Anggaran Mencapai Rp 30,7 Miliar
Pembangunan Salah Satu Gedung Di RSUD M Yunus Bengkulu Yang Menelan Anggaran Mencapai Rp 30,7 Miliar

Proyek pembangunan gedung kesehatan pelayanan Jantung terpadu di kawasan RSUD M Yunus Bengkulu dengan anggaran senilai Rp. 30,7 miliar dari APBD provinsi diduga dalam pengerjaan yang dilakukan oleh PT AHP  yakni perusahaan yang berasal dari Jakarta Timur ini tanpa adanya papan merek terpasang dilokasi proyek, mendapat sorotan dari berbagai pihak.


Dari pantauan jurnalis, proyek yang dikerjakan sejak beberapa bulan silam ini belum tampak terpasang papan merek secara transparan dilokasi proyek. Hanya tampak sejumlah para pekerja serta pos jaga yang ada dilokasi.

Ketua Umum Gerakan Masyarakat Pengawas Birokrasi (Gemawasbi) Bengkulu Jevie Sartika, angkat bicara terkait hal tersebut. Menurutnya secara aturan dan ketentuan jelas bahwa dalam pengerjaan proyek apapun yang menggunakan dana negara harus terpasang papan merek secara transparan berkaitan dengan kontrak kerja dari awal pengerjaan sampai selesai.

"Kalau tidak ada papan merek pengerjaan proyek dilokasi, itu patut kita pertanyakan. Karena jangan sampai orang menduga nantinya itu proyek "siluman". Sebab proyek yang dikerjakan dari anggaran APBD itu harus transparan dan akuntabel," tegas Jevie.

Selain itu diungkapkan Jevie, dari pantauan dilapangan justru pengerjaan proyek bangunan gedung pelayanan kesehatan itu baru 60 persen. Sementara tutup anggaran tinggal kurang lebih sebulan lagi.

"Hal ini tentunya sangat rawan pengerjaannya tidak tuntas tepat waktu, yang dampak pengerjaannya nanti malah terkesan asal jadi kalau dikebut waktu. Makanya ini menjadi sorotan kita bersama, mengingat proyek bangunan itu menghabiskan anggaran puluhan miliar," kritik Jevie.

Lanjut Jevie, pihak manajemen RSUD M Yunus Bengkulu yang menjadi tanggungjawab penuh dalam proyek tersebut juga harus ketat mengawasi dilapangan pengerjaan proyek agar terkesan tidak lamban dan asal-asalan.

"Kita sebagai masyarakat juga sejak awal akan terus mengawali pengerjaan proyek ini. Apalaginproyek ini menggunakan anggaran rakyat yang lumayan fantastis, jangan sampai nanti dikemudian hari timbul persoalan hukum," jelasnya.

Sementara ketika jurnalis Jawaranews.net mau konfirmasi kepada pimpinan kontraktor proyek, Senin (13/11/2023) siang, sedang tidak berada dilokasi.

"Bos sedang keluar kota pak," ucap penjaga pos dilokasi.

Terpisah Wadir Keuangan RSUD M Yunus Sukardi membantah bahwa pengerjaan proyek tersebut tanpa adanya papan merek. "Sudah ada (papan merek, red) dekat gudang mereka," kata Sukardi dalam ketrangan persnya ketika dikonfirmasi.