RMOLBengkulu. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyarankan dua parpol dalam koalisi Capres Prabowo yaitu PKS dan PAN untuk realistis.
- Penjaringan Bacaleg Demokrat Rejang Lebong Dibuka Untuk Umum
- Sore Ini Tiba Di Bengkulu, Helmi Hasan Akan Hadiri Debat Terakhir
- ASN Diingatkan Tidak Terlibat Politik Praktis
Baca Juga
RMOLBengkulu. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyarankan dua parpol dalam koalisi Capres Prabowo yaitu PKS dan PAN untuk realistis.
Tidak terpengaruh oleh manuver liar PKB yang berencana keluar dari koalisi pemerintah, jika Joko Widodo tidak menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil Presiden.
PKB membuka peluang terbentuknya poros baru di luar koalisi Jokowi dan Prabowo, jika PKS dan PAN ikut bergabung.
"Sudahlah realistis saja. PKS, PAN, Gerindra, dan Demokrat ke Prabowo. Pilih cawapres yang bisa mendongkrak suara Prabowo. PKB tetap di Jokowi, siapa tahu nanti dapat menteri lebih banyak," kata Emrus, Kamis (9/8).
Isu PKB akan keluar dari koalisi Jokowi bergulir seturut pemberitaan yang dimuat salah satu media nasional bahwa PBNU akan mengalihkan dukungan, bila Jokowi tidak memilih Cak Imin sebagai cawapres.
Meski belakangan, berita itu dibantah. PBNU menegaskan, tidak ada dukung mendukung kepada salah satu pasangan capres dan cawapres.
Emrus menjelaskan, banyak mudaratnya jika PKB lompat pagar dari koalisi pendukung Jokowi. Dia menyoroti dua hal. Pertama, PKB telah menyatakan bergabung dengan koalisi Jokowi. Jika kemudian keputusan itu diralat, hal ini akan berdampak buruk bagi PKB.
Kedua, PKB bisa mundur kena maju kena jika memutuskan keluar dari koalisi. Membangun poros baru bersama PKS dan PAN, kata Emrus, tidak menjamin Cak Imin mendapatkan posisi cawapres karena PAN juga memiliki kepentingan.
Terlebih bila PKB merapat ke kubu Prabowo sebagai pendatang baru. "Kecil kemungkinan Cak Imin jadi cawapres. Elektabilitas Cak Imin kurang menggembirakan, eletabilitas partainya juga tidak tinggi. Sementara selama ini sudah ada partai yang sudah dekat dengan Gerindra yaitu PKS. Apakah PKS rela cawapres Prabowo diberikan kepada Muhaimin?" ujarnya.
Karena itu, dia juga menyarankan PKB agar tetap di koalisi Jokowi. "Konsistensi itu harus dibangun, PKB akan lebih menguntungkan di Jokowi. Apalagi selama ini di kabinet Jokowi PKB sudah dapat empat menteri," sambungnya.
Menyoal manuver yang dilakukan PKB, Emrus berpendapat, hal itu hanya bentuk bargain politik.
- Kalau Ekonomi Tetap Payah, Jokowi Bisa Lewat Di 2019
- Airlangga: Pembangunan Sawit Memproritaskan Keseimbangan Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan
- Perbaikan Data Verifikasi Selesai Diinput ke Sipol, Partai Prima Optmimis Lolos
