Membahayakan Masyarakat, PDAM Kota Kurangi Produksi Air

Direktur Perusahan Derah Air Minum (PDAM) Tirta Dahrma Kota Bengkulu, Sjohirin Hasan menjelaskan, melihat tingkat kekeruhan air yang sangat membahayakan bila diproduksi, karena tingkat kekeruhan airnya sudah melebihi dari batasan 10 rubu NTU. Membuat pihak PDAM tidak punya pilihan dan berinisiatif untuk mengurangi produksi air yang akan dikonsumsi masyarakat Kota Bengkulu.

"Ketika tingkat kekeruhan yang tinggi melebihi tingkat kemampuan yang kami olah, disini kami delima. Kalau diproduksi kualitas airnya tidak baik dan ketika tidak diproduksi masyarakat marah, karena banyak pelanggan yang tidak mendapatkan air. Jadi diantara dua pilihan ini kami lebih memilih menghentikan atau menurunkan kapasitas produksi," kata Sjobirin, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/7/2016).

Kemudian, lanjut Sjobirin, sesuai dengan hasil uji Laboratorium pada tanggal 17 Juli lalu, tingkat keruhnya air yang diproduksi PDAM tidak bisa terbaca karena kekeruhannya sudah melebihi 10 ribu NTU.


Direktur Perusahan Derah Air Minum (PDAM) Tirta Dahrma Kota Bengkulu, Sjohirin Hasan menjelaskan, melihat tingkat kekeruhan air yang sangat membahayakan bila diproduksi, karena tingkat kekeruhan airnya sudah melebihi dari batasan 10 rubu NTU. Membuat pihak PDAM tidak punya pilihan dan berinisiatif untuk mengurangi produksi air yang akan dikonsumsi masyarakat Kota Bengkulu.

"Ketika tingkat kekeruhan yang tinggi melebihi tingkat kemampuan yang kami olah, disini kami delima. Kalau diproduksi kualitas airnya tidak baik dan ketika tidak diproduksi masyarakat marah, karena banyak pelanggan yang tidak mendapatkan air. Jadi diantara dua pilihan ini kami lebih memilih menghentikan atau menurunkan kapasitas produksi," kata Sjobirin, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/7/2016).

Kemudian, lanjut Sjobirin, sesuai dengan hasil uji Laboratorium pada tanggal 17 Juli lalu, tingkat keruhnya air yang diproduksi PDAM tidak bisa terbaca karena kekeruhannya sudah melebihi 10 ribu NTU.

"Dengan contoh seperti ini, sudah sangat membahayakan sekali bagi masyarakat Kota Bengkulu," ungkap Sjobirin. [R90]