RMOLBengkulu. Sampah plastik menjadi persoalan karena susah terurai, tapi bukan berarti tak ada solusinya. Contohnya di Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko.
- Puluhan Motor Operasional Bidan PTT Ditarik Dinkes
- Soal Jalan Lintas Tengah, Mian Akan Surati Rohidin
- Agen Batara, Andalan Bank BTN Untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan Masyarakat
Baca Juga
RMOLBengkulu. Sampah plastik menjadi persoalan karena susah terurai, tapi bukan berarti tak ada solusinya. Contohnya di Sidodadi Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko.
Seorang lulusan Sekolah Dasar (SD) bernama Bagio Utomo mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan alat sederhana.
"Proses ini aman, karena enggak mengeluarkan gas beracun. Berbeda dengan pembakaran secara langsung. Alat ini lebih kepada pemanasan, bahan baku utamanya plastik. Kita tahu sendiri, plastik itu bahan baku utamanya minyak bumi, jadi kita kembalikan lagi plastik ke kondisi awalnya sebagai minyak," kata Bagio.
Ia menjelaskan, sampah-sampah plastik itu diubah menjadi BBM dengan cara melalui proses penyulingan, sampah plastik dipilah. Kemudian dicuci, dan dikeringkan.
"Sampah plastik yang kita ambil hanya yang berwarna putih atau bening. Yang warna merah atau hitam juga bisa, tetapi minyak yang dihasilkan warnanya lebih gelap," imbuh dia.
Setelah kering, sampah-sampah itu kemudian dimasukan ke alat penyulingan. Lalu, dimasukkan ke tabung kedap udara, dan dipanasi dari bawah menggunakan gas elpiji atau bara. Jadi plastik itu tidak dibakar, tetapi dipanasi dari luar.
Selanjutnya uap dari sampah di dalam tabung yang meleleh, dialirkan melalui pipa. Uap mengalir melalui pendingin sebelum masuk ke penyaringan.
"Uap yang kita dinginkan itu akan menjadi bahan bakar alternatif," paparnya.
Bagio mengungkapkan, butuh lebih satu tahun untuk menyempurnakan alat yang ia rakit sendiri tersebut. Ia juga mengalami kegagalan sebanyak 12 kali saat membuat alat penyulingan tersebut.
Setengah kilogram sampah plastik untuk sementara bisa menghasilkan setengah liter minyak dengan dibakar selama 20 menit.
"Sudah kami ujicobakan ke mesin pemotong sampah, genset dan motor roda dua, bisa semua, bahkan tetangga saya juga memakai yang sejenis minyak tanah untuk kompornya. Mesinnya bisa menyala dan berfungsi," tandas dia.
Untuk saat ini, Bagio belum ingin menjual belikan mesin tersebut. Jika pemerintah daerah mengijinkan untuk pengolahan sampah, dan tujuannya untuk kampanye tentang pengahan sampah, ia sangat bersedia.
- Sesuai Kesepakatan Harga Sawit Di Kaur Rp 1.200
- Rawan Kecelakaan, Kapolsek Pino Larang Takbiran Gunakan Mobil Bak Terbuka
- Mercure Bengkulu Hadirkan Paket Family Fun