Lembaga Survei Ungkap Penyebab Elektabilitas PSI Masih Nol Koma

RMOLBengkulu. Peta politik menjelang pemilu serentak mulai menujukkan trend tersendiri. Empat partai politik baru terancam tidak lolos ambang batas parlemen alias parliamentary threshold (PT) 4 persen. Keempat parpol tersebut adalah Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda dan Partai Berkarya.


RMOLBengkulu. Peta politik menjelang pemilu serentak mulai menujukkan trend tersendiri. Empat partai politik baru terancam tidak lolos ambang batas parlemen alias parliamentary threshold (PT) 4 persen. Keempat parpol tersebut adalah Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda dan Partai Berkarya.

Teranyar, survei LSI Denny JA memetrot tiga dari empat parpol itu masih berteger di angka nol koma. Perindo (3,9 persen), Berkarya (0,7 persen), PSI (0,2 persen) dan Garuda (0,1 persen).

Khusus PSI yang yang digelari partai anak muda dan sering mejeng di layar televisi, belum "ngangkat" karena program kerja partai pimpinan Grace Natalie itu tidak menuai simpati masyarakat.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, selain program kerja PSI tidak menuai simpati masyarakat, malah memunculkan resistensi, khususnya pada kalangan pemilih muslim.

"Mereka mengambil visi dan misi yang belum tentu disukai khalayak ramai. Mereka memainkan (isu penghapusan) perda syariah, kemudian memainkan (isu penghapusan) poligami. Kita tahu, pemilih Indonesia 90 persen muslim," kata Rully di Jakarta, Jumat (5/4).

"PSI masuk di isu yang sangat sensitif yang mempengaruhi (suara) mayoritas," imbuh Rully menambahkan.

Dia memahami, isu penghapusan perda syariah dan poligami merupakan strategi PSI untuk meraup ceruk pemilih minoritas. Namun, melihat elektabiltas PSI yang masih nol koma, upaya tersebut pun gagal.

"Pemilih non-muslim ini kan belum tentu semuanya memilih PSI. Pemilih minoritas ini kan sudah merapat ke partai lama, seperti PDIP," kata Rully.

Lebih jauh dia menjelaskan, PSI sebagai partai baru sebenarnya memiliki diferensiasi dengan parpol-parpol lain. Namun faktanya, diferensiasi ini belum bisa mengangkat elektabilitas PSI sampai saat ini.

"PSI belum bisa meyakinkan publik bahwa PSI bisa menjadi (alat) perubahan. Ini butuh proses," ujarnya.

Berikut elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2019: PDIP 24,6 persen; Gerindra 13,4 persen; Golkar 11,8 persen; Demokrat 5,9 persen; PKB 5,8 persen; Perindo 3,9 persen; PKS 3,9 persen; PAN 3,1 persen; PPP 2,9 persen; Nasdem 2,5 persen; Hanura 0,9 persen; Berkarya 0,7 persen; PBB 0,2 persen; PSI 0,2 persen; PKPI 0,1 persen; dan Garuda 0,1 persen.

Survei LSI Denny JA ini digelar pada periode 18 sampai 26 Maret 2019 dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia. Dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error 2.8 persen. Dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [tmc]