Komisi II Ajak PT Bengkulu Mandiri Kunker ke Indofarma

Kunker Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu ke Indofarma
Kunker Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu ke Indofarma

Komisi II DPRD Provinsi melakukan kunjungan kerja ke salah satu BUMN bidang Farmasi dan obat-obatan PT. Indofarma Tbk di Bekasi, Jawa Barat, Kamis, (28/07).


Dalam kunjungan ini Komisi II turut membawa perwakilan dari manajemen BUMD milik Provinsi Bengkulu, PT Bengkulu Mandiri.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Sembiring mengatakan, misi kunjungan adalah mendorong dan penjajakan kerjasama, kolaborasi imbal balik antara BUMN dan BUMD guna memanfaatkan potensi ataupun produk masing-masing para pihak.

“Ternyata banyak potensi bisnis baik dari hulu maupun hilir yang berkenaan kebutuhan maupun menaikkan produk pertanian dan perkebunan serta sektor lainnya di Provinsi Bengkulu jika BUMN dan BUMD menjalin kerjasama” kata Usin. 

Banyak petani di Bengkulu yang mampu menghasilkan jenis tanaman holtikultura dan palawija seperti Jahe, kunyit, kencur, cengkeh, kayu manis, daun Jati Belanda. Tanaman tersebut dibutuhkan Indofarma sebagai perusahaan yang bergerak di bidang obat-obatan herbal. 

PT. BM kata Usin bisa menjadi pemasok di Bengkulu untuk dijual ke Indofarma, Kimia Farma maupun Biofarma yang notabene membutuhkan bahan-bahan yang berasal dari Provinsi Bengkulu. 

Melalui skema kerjasama tersebut maka harga hasil pertanian dan perkebunan dari para petani di Provinsi Bengkulu akan naik dan edukasi pengelolaan hasil pertanian bisa dilakukan untuk memenuhi standar kebutuhan pabrik obat.

“BUMD kita juga bisa membuka peluang untuk memasarkan kembali obat-obatan yang berasal dari BUMN. Bukan obat Impor dan karenanya bisa melalui kerjasama distribusi maupun pemasaran bahkan kebutuhan alat kesehatan di rumah sakit pemerintah (RSUD, Dinas Kesehatan, Puskesmas sampai Posyandu) ataupun rumah sakit swasta bisa dikelola oleh BUMD atau anak perusahaan BUMD yang akan bergerak dibidang kesehatan” papar Usin. 

Kerjasama simbiosis mutualisme ini lanjut Usin, dapat menghasilkan pendapatan BUMN, BUMD dan para petani. Pelayanan dan ketersediaan obat-obatan pun bisa semakin cepat dan bisa diakses oleh masyarakat.

“Tinggal kita menunggu kemauan dan kinerja para enterpreneurship pengelola badan usaha kita ini bisa atau tidak memanfaatkan peluang dan tantangan yang sudah kami rintis ini” tutup polisi Hanura ini.