Kenaikan Harga Beras Penyebab Meningkatnya Angka Kemiskinan?

RMOL. Harga beras berbagai jenis beras di pasar Kabupaten Lebong, masih bertahan mahal. Sejak dua pekan ini bergerak naik dari Rp 135 ribu menjadi Rp 150 rb per kaleng (setara 15 kg), menyusul petani lagi menghadapi musim tanam panen raya padi sedang berlangsung di daerah ini.


RMOL. Harga beras berbagai jenis beras di pasar Kabupaten Lebong, masih bertahan mahal. Sejak dua pekan ini bergerak naik dari Rp 135 ribu menjadi Rp 150 rb per kaleng (setara 15 kg), menyusul petani lagi menghadapi musim tanam panen raya padi sedang berlangsung di daerah ini.

"Bulan Desember lalu harganya masih berkisar Rp 135-140 ribu per-kaleng. Tapi, masuk bulan Januari  harga beras menjadi 150 ribu per kaleng," kata Liza (43), salah seorang pedagang di kelurahan Pasar Muara Aman  kepada RMOL Bengkulu, Kamis (18/1/2018).

Ia mengatakan, dengan berlangsungnya musim tanam dan stok beras semakin berkurang. Maka, permintaan beras di Lebong dari masyarakat meningkat, sehingga harga beras di pasar naik dari Rp 140.000 menjadi Rp 150.000 per kaleng.

Ia mengatakan, penyangkut faktor iklim yang mana bisa memengaruhi harga suatu komoditas. Misalnya, kenaikan harga pada cabai merah yang sering disebabkan faktor cuaca hujan berkepanjangan ataupun musim kemarau.

"Harga cabe saja bulan desember Rp. 35 Ribu per kilo naik menjadi Rp. 50 ribu per kg. Pengaruh iklim juga berpengaruh dengan kondisi yang dihadapi petani, jika kondisinya tidak tepat maka petani tidak bisa memetik panen,” singkatnya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebong, meskipun angka kemiskinan Lebong dalam dua tahun terakhir mengalami trend penurunan. Angka kemiskinan tersebut masih menyentuh belasan ribu jiwa penduduk. Salah satu penyebabnya adalah harga beras dan komoditas lain yang mempengaruhi angka kemiskinan di Lebong. [nat]