Jemput Bola, Solusi Atasi Banjir Air Kotok Dari Anggaran Pusat

RMOL. Sering meluapnya DAS Air Kotok yang kerapmenggenangi rumah warga dibeberapa kecamatan hingga masuknya air belerang dari aktivitas PT PGE Proyek Hulu Lais, direspon positif oleh Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Wawan Fernandes.


RMOL. Sering meluapnya DAS Air Kotok yang kerap menggenangi rumah warga dibeberapa kecamatan hingga masuknya air belerang dari aktivitas PT PGE Proyek Hulu Lais, direspon positif oleh Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Wawan Fernandes.

Menurutnya, salah satu solusi jangka panjang adalah dengan jemput bola anggaran pemerintah pusat.

Langkah itu sangatlah penting dilakukan. Sebab, untuk menghindari terjadinya kerugian yang cukup besar bagi masyarakat Kabupaten Lebong dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini merupakan tanggap darurat bencana yang memang harus menjadi perhatian pemerintah pusat, juga pemerintah provinsi harus bisa sama-sama sinergi dengan pemerintah daerah. Dalam hal ini BPBD Lebong, selaku tim tanggap darurat, Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Lebong, leading sektor bidang pertanian termasuk Dinas PUPR Lebong yang mempunyai tupoksi membangun irigasi sawah warga untuk mengatasi permasalahan banjir  DAS Air Kotok,” ujar Wawan kepada RMOL Bengkulu, Kamis (4/1/2018).

Masih kata Wawan, dengan kondisi APBD Lebong yang serba keterbatasan. Memang mengharuskan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk segera jemput bola anggaran pemerintah pusat melalui APBN. Akan tetapi, setiap OPD harus intens berkomunikasi dan dilengkapi data berdasarkan fakta di lapangan.

"Prosesnya adalah kesiapan data dari BPBD, DPP maupun PUPR Lebong. Jangan hanya mereka diam dan hanya menunggu uang APBD untuk membangun Lebong. Kalaupun tidak ada akses ke pemerintah pusat, saya siap mengantarkan langsung," tegas Wawan.

Dengan begitu, pemerintah pusat benar- benar yakin kalau pemerintah daerah memang layak untuk di bantu.

"Sudah 2 tahun sejak kejadian longsor pada tahun 2016 lalu, masyarakat menunggu realisasi perbaikan saluran DAS Air Kotok yang diduga telah tercampur air belerang maupun zat besi yang diklaim 100 persen berasal dari WKP PGE Proyek Hulu Lais. Saya harap segera ditindak lanjuti termasuk salah satu dewan yang terjebak lonsgor," tutup wawan.

Terpisah, wartawan RMOL Bengkulu sudah beberapa kali untuk klarifikasi kepada Pimpinan Proyek (Pimpro)  PT. PGE Proyek Hulu Lais, Hasan Basri melalui pesan singkatnya, belum di respon hingga berita ini diterbitkan. Bahkan, nomor whatsApp yang selama ini digunakan untuk komunikasi dengan wartawan RMOL Bengkulu sudah tidak bisa dihubungi lagi. [nat]