RMOLBengkulu. Sedikitnya ada 30 Kepala Keluarga (KK) warga Trans Simpur Desa Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna terisolir. Pasca putusnya jembatan gantung mereka, akibat kelebihan kapasitas sewaktu menonton Festival Arung Jeram Ayiak Manna II dari atas jembatan Agustus lalu.
- Realisasi KUR Empat Kali Lipat Dari Dana Pemerintah, Menko Airlangga Puji Kinerja BPD
- Distribusi Air Macet Jelang Lebaran, Warga Cemas
- Ajang Silaturahmi, KMS Akan Gelar Turnamen Futsal
Baca Juga
RMOLBengkulu. Sedikitnya ada 30 Kepala Keluarga (KK) warga Trans Simpur Desa Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna terisolir. Pasca putusnya jembatan gantung mereka, akibat kelebihan kapasitas sewaktu menonton Festival Arung Jeram Ayiak Manna II dari atas jembatan Agustus lalu.
Akses utama untuk mengangkut hasil pertanian terputus total. Bahkan puluhan hektar kebun kelapa sawit tidak dapat dinikmati hasilnya.
Jika dipaksakan ongkos angkut tidak sebanding degan harganya, meski saat ini ada jalan alternatif dengan jarak tempuh lebih jauh 7 KM. Kondisi demikian membuat perekonomian warga trans mengalami penurunan.
Tidak hanya itu, anak-anak harus lebih awal berangkat ke sekolah, karena jalan alaternatif yang digunakan dalam kondisi rusak.
"Kami sangat menyayangkan lambannya penanganan pemerintah memperbaiki jembatan ini. Kasihan dengan anak-anak sekolah yang harus berjalan hingga 7 KM setiap hari. Apalagi, rata-rata masih diduduk di bangku SD,†keluh Marsoni (45) warga Desa Kayu Ajaran kepada RMOLBengkulu, Kamis (27/9).
Tidak hanya Marsoni, warga desa pun berharap jembatan gantung dengan panjang 40 meter itu dapat segera diperbaiki sehingga meringankan beban ekonomi mereka.
- Sebelum Mudik, Warga Bisa Titip Kendaraan Ke Kantor Polisi
- Pernyataan 'Diperas Bank Syariah' Dikecam Banyak Kalangan, Jusuf Hamka Dikabarkan Menyesal
- PT BTL Tuai Kritikan Pekerjakan 56 TKA Asal China, Padahal Pengangguran Masih Tinggi