RMOLBengkulu. Rapat Koordinasi (Rakor) Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang diselenggarakan sejak tanggal 5 hingga 9 Februari di Bumi Rafflesia secara resmi telah berakhir.
- Waisak 2562 BE, Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
- Demo Aliansi Mahasiswa UNIB Berujung Ricuh
- Cegah Gangguan Kamtib, Kanwil Kemenkumham Bengkulu Monitoring Lapas Kelas IIA Bengkulu
Baca Juga
RMOLBengkulu. Rapat Koordinasi (Rakor) Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang diselenggarakan sejak tanggal 5 hingga 9 Februari di Bumi Rafflesia secara resmi telah berakhir.
Dari hasil Rakor MPK tersebut, ada lima poin yang menjadi risalah pembaruan perkaderan yang nantinya akan disampaikan pada saat muktamar bulan Juli 2020 mendatang.
Ketua MPK PP Muhammadiyah, Ari Anshori yang didampingi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu, Syaifullah mengatakan, keima poin tersebut dengan tajuk Bengkulu Message risalah pembaruan perkaderan.
"Pertama, revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 telah menjadi keniscayaan, Muhammadiyah perlu menyiapkan sistem dan sumberdaya agar tetap terdepan menjadi gerakan pembaruan," kata Ari Anshor, Minggu (9/2) kepada RMOLBengkulu.
Kedua, kesiapan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan yang merdeka dan beradab dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai al-Quran dan as-Sunnah al-Maqbullah, dalam rangka mengantarkan kader menjadi insan kamil, khaira ummah, menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kemudian, peningkatan budaya perkaderan dimulai dari perkaderan keluarga sebagai embrio sekaligus basis, dilanjutkan dengan perkaderan organisasi otonom, perkaderan di Amal Usaha Muhammadiyah, dan perkaderan Muhammadiyah. Model perkaderan itu perlu mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh level dan jejaring Persyarikatan.
"Keempat, Pimpinan Muhammadiyah terpilih dalam setiap jenjang permusyawaratan hendaknya adalah mereka yang memiliki komitmen dalam mengawal gerakan kaderisasi. Hal ini dikarenakan, perkaderan adalah inti organisasi, sehingga setiap level kepemimpinan perlu diisi oleh kader yang memiliki visi membangun dan membesarkan Muhammadiyah," sambungnya.
Dan terakhir, Muhammadiyah adalah harakah washatiyyah yang berkemajuan bercirikan, i'tidal, tawazun, tasamuh, syura, islah, qudwah, dan muwathonah. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat meningkatkan peran dan kontribusi dalam ranah kebangsaan, kemanusiaan universal sebagai wujud kosmopolitanisme Islam.
Rakor MPK PP Muhammadiyah ini dihadiri oleh 30 Provinsi di seluruh Indonesia dan dihadiri oleh kader-kader Muhammadiyah lainnya. [tmc]
- Reses Alamsyah, Masyarakat Masih Keluhkan Infrastruktur dan Banjir
- Rakor Evaluasi Kinerja & Refleksi Akhir Tahun 2023, Santosa: 2024, Kemenkumham Bengkulu Harus Meraih Predikat WBK
- Ini Dia Prioritas Formasi CPNS 6 Tahun Kedepan