Kemarau berkepanjangan akibat El Nino berpotensi mengakibatkan produksi beras dalam negeri mengalami pengurangan dalam jumlah signifikan.
- Gusril Rombak Pejabat Kaur
- Masalah Ijazah, Belasan ASN Bengkulu Utara Tertunda Naik Pangkat
- Nelayan Yang Diduga Tenggelam Di Kaur Ditemukan
Baca Juga
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menerangkan, pemerintah memiliki target panen beras sebanyak 30 juta ton. Tetapi, 1,2 juta di antaranya dikhawatirkan dapat terganggu akibat cuaca buruk.
"Ini yang sementara bisa kita identifikasi kurang lebih 1,2 juta ton, tapi kalau kita mengacu pada angka produksi kita yang di atas 30 juta ton, mudah-mudahan ini tidak terlalu berdampak serius," ungkapnya dalam sebuah pernyataan, di Jakarta pada Selasa (3/10).
Jika gagal panen terjadi, kata Harvick, pemerintah sudah bersiap dengan melakukan impor beras dari luar negeri.
"Sesuai arahan Presiden, penurunan produksi beras coba kita atasi sementara ini dengan melakukan kegiatan impor sebagai salah satu bentuk cadangan pangan CBP," jelasnya, dikutip Kantor Berita Politik RMOL.
Selain itu, pemerintah juga berusaha menekan harga beras dengan melakukan operasi pasar, yakni membanjiri beras murah di pasaran.
Sesuai hasil prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak El Nino awalnya diprediksi bulan September.
Namun dari data satelit terkini, siklus El Nino nampaknya masih akan terjadi hingga bulan Oktober.
- Seluruh TKA Di Lebong Tabrak Undang-Undang Kependudukan
- Ajang Silaturahmi, KMS Akan Gelar Turnamen Futsal
- Mobnas Lebong Masih Diamankan Polsek Suka Raja