Idulfitri dan Kebesaran Islam

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

UMAT muslim di seluruh dunia tengah menikmati syukur nikmatnya ibadah puasa di bulan yang dinamai Ramadan ini. Saya meskipun bukan seorang muslim, tetapi selalu turut merasakan atmosfer kekuatan kesabaran sekaligus keindahan suasana kebatinan dari sahabat-sahabat yang melaksanakannya.

Dari perspektif usia yang sudah di atas setengah abad tentu pengalaman saya menyaksikan hal ini selama puluhan tahun adalah sesuatu yang tak pernah tidak istimewa. Dapat dikatakan perspektif usia dikalahkan oleh perspektif kebatinan, yang tentunya karena selain kepatuhan juga kekuatan dari ibadah puasa ini terhadap apa yang biasa dihadapi manusia dalam kesehariannya, yakni godaan.

Momentum perjuangan mengatasi rintangan doa itulah yang menjadikan ibadah puasa yang berhasil dilewati menemukan kebahagiaan Illahinya hingga tiba di hari yang disebut Idulfitri yang secara harfiah artinya hari kemenangan, hari dimana ibadah puasa Ramadan berakhir sekaligus memasuki tahun baru Syawal.

Maka tidaklah mengherankan bila hasil daripada ajaran mulia tentang ibadah puasa ini melahirkan dan membentuk jutaan umat Islam yang penuh toleransi, penuh sikap welas asih, menghargai dan empati orang-orang lain yang tidak sama agamanya. Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Jadi di sana kita bisa melihat kebesaran jiwa dan hati serta pemahaman kebatinan yang sangat tinggi. Namun bagi orang di luar Islam kadang diartikan berbeda. Hal ini dapat kita lihat sendiri di negeri Indonesia tercinta dimana sebagai mayoritas agama tak pernah mengusik kehadiran agama-agama lain yang dicatat sebagai agama minoritas.

Kalaupun ada tindak perilaku berlabel teroris atau konflik bermuatan agama, maka dapat dipastikan itu adalah perilaku yang sama sekali tak layak atas nama agama Islam. Bahkan bila ada upaya untuk menggores atau melukai ajaran agama Islam adalah sama seperti kebodohan 'merubah emas menjadi tembaga'. 

Begitulah sejatinya kehadiran agama, ajaran dan umat Islam itu sendiri sesungguhnya adalah sesuatu yang Fitri sebagai makna berbuka atau terbuka atas kebenaran, kemuliaan dan keagungannya sebagai bukti kebesaran Islam di dunia ini. 

Selamat menyambut dan merayakan Idulfitri - 1 Syawal 1443 H. 

Adian Radiatus

Penulis adalah pemerhati sosial politik