Dampak Sungai Meluap Mulai Bermunculan

RMOLBengkulu. Dampak banjir akibat meluapnya sejumlah muara sungai di wilayah Kabupaten Lebong, mulai menimbulkan keresahan bagi warga. Tak terkecuali kerugian yang dialami pun mulai bermunculan.


RMOLBengkulu. Dampak banjir akibat meluapnya sejumlah muara sungai di wilayah Kabupaten Lebong, mulai menimbulkan keresahan bagi warga. Tak terkecuali kerugian yang dialami pun mulai bermunculan.

Untuk diketahui, sejak Selasa (5/2) hingga Rabu (6/2) kemarin malam, terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Akibatnya terjadi luapan air sungai dan drainase di sejumlah titik.

Selain menggenangi rumah warga, luapan air menyebabkan puluhan hektare sawah milik warga di Desa Tabeak Kauk, Kecamatan Lebong Sakti, terendam. Begitu pula dengan tanggul disekitar lokasi juga jebol, setelah dihantam aliran sungai Air Baes.

"Airnya melimpah ke sawah warga. Juga beberapa titik irigasi rusak berat dan tidak bisa dipakai," ujar Kapolsek Lebong Tengah, Iptu Edi Suprianto, usai meninjau ke lokasi, Kamis (7/2) pagi.



Puluhan Hektare Sawah Warga Terancam Gagal Panen

Bereaksi cepat, Edi menceritakan, di ruas jalan Uram Jaya menuju Ujung Tanjung, tiga titik longsor terjadi. Dengan panjang bervariasi dari 15 hingga 20 meter dan ketinggian 3 meter. Sehingga, menutupi badan jalan.

"Khusus untuk jembatan terancam putus. Karena, jalan pangkal jembatan mengalami abrasi usai dihantam aliran Air Ba'es," jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan termasuk intansi terkait dalam hal ini BPBD Lebong beserta Dinas PUPRP Lebong. "Info terakhir BPBD sudah meluncur ke lokasi untuk melakukan pendataan," tutupnya.

Dua Jurang Curam Baru Dan Jalan Berlubang Di Banyak Titik

Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perhubungan (PUPRP) Lebong, Dodi Irawan, menambahkan, dampak lain yaitu terdapat dua titik jurang curam baru di akses jalan Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Pelabai menuju Desa Talang Ulu, Kecamatan Lebong Utara.

Terbukanya jurang curam akibat kikisan air hujan yang menggerus tepian jalan. Dengan panjang mencapai 10 meter dengan kedalaman 6 meter.

"Di lokasi itu harus dipasang bronjong. Kalau dibiarkan kita khawatir nanti jalannya akan amblas," ungkap Dodi.


Salah Satu Jurang Curam Baru

Dodi menyampaikan, di sejumlah titik tepatnya di Kecamatan Amen dan Kecamatan Lebong Utara, jalan mulai banyak berlubang. Ukurannya bervariasi mulai diameter 40 hingga 100 cm. Penyebabnya, karena aspal mulai terkelupas akibat genangan dan meluapnya saluran air.

"Kita sudah tinjau ke lokasi bersama pak sekda. Sekarang, tinggal menunggu petunjuk sumber dana perbaikan dari mana. Misalnya, sumber dari dana darurat maka otomatis perlu penerbitan SK tanggap darurat sebagai dasar," singkat Dodi.



Badan Jalan Tertupi Material Longsor

Masih Update Data, SK Tanggap Darurat Belum Diterbitkan

Sejauh ini, Surat Keputusan (SK) tanggap darurat belum dikeluarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Lebong. Sebab, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong, masih melakukan update data terbaru bagi warga yang terimbas dalam peristiwa tersebut.

"Sepertinya belum perlu dikeluarkan SK tanggap darurat. Karena, tim masih pendataan," ujar Kepada BPBD Lebong, Fakhrurrozi.

Data sementara, tingginya debit air akibat hujan dengan intensitas lebat dua hari terakhir, mengakibatkan sungai Amen, Air Kotok dan Air Baes, meluap dan merendam kawasan perumahan hingga sawah penduduk di sekitarnya.


Rumah Warga Terendam Banjir

Diketahui, rumah warga yang digenangi banjir didominasi wilayah Kecamatan Lebong Utara. Perkiraan awal total rumah yang terendam mencapai ratusan unit. Meliputi Kelurahan Kampung Jawa, Kelurahan Pasar Muara Aman, Desa Kampung Muara Aman, Desa Lokasari, Kampung Terendam, Kampung Dalam, dan Desa Nangai Amen.

Anggaran Tanggap Bencana Minim

Dalam struktur Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lebong Tahun Anggaran (TA) 2019. Anggaran daerah untuk pengurangan risiko bencana atau prabencana masih minim. Sehingga, setiap kali bencana terjadi, antisipasi BPBD tidak optimal.

Anggaran daerah untuk BPBD Lebong hanya Rp 1,2 miliar tahun 2019 ini. Itupun sudah termasuk biaya rutin beserta gaji Rp 320 juta bagi 31 tenaga honorer BPBD.

"Awalnya kita ajukan 11 Miliar dengan tim TAPD. Lalu dipangkas hingga akhirnya mentok di angka Rp 1,2 Miliar," tukas Rozi.

Evaluasi 16 Program Prioritas Pemkab Lebong

Kondisi ini harusnya menjadi acuan dalam pelaksanaan 16 program prioritas Pemkab Lebong, yaitu Lebong Bebas Krisis Air Bersih dan Bebas Banjir. Seperti yang diungkapkan salah satu tokoh Pemuda Kabupaten Lebong, Nurkholis Sastro.

"APBD mencerminkan potret pemda dalam menentukan skala prioritas terkait program serta kegiatan," tegas Sastro.

Dia juga mengkritisi Komposisi APBD Lebong Tahun Anggaran (TA) 2019. Menurunya, porsi APBD masih jauh dari ekspektasi warga.

Seperti pembangunan Lebong Command Center (LCC) yang belum terlalu urgent bagi warga. Termasuk hibah ke sejumlah instansi lain yang menelan hingga miliaran rupiah.

"Itu jauh dari ekspektasi masyarakat. Lebong kalau dari data nyaris 80 persen bekerja sebagai petani. Apalagi sekarang sawah warga terancam gagal panen pasca bencana," demikian Sastro. [ogi]