RMOLBengkulu. Daging babi hutan atau celeng yang dikirim dari Bengkulu ke Jakarta dipastikan bukan untuk konsumsi warga Ibukota.
- PP Muhammadiyah Minta Polisi Terbuka Tangani Kasus Andi Mahfuri
- Beli Piutang BPRS Safir 40 M, Ariyono Gumay Bebaskan Bunga Pinjaman Para Nasabah
- Pemprov Bengkulu Raih WTP, Rohidin: Jadikan Motivasi Membangun Bengkulu Lebih Baik
Baca Juga
RMOLBengkulu. Daging babi hutan atau celeng yang dikirim dari Bengkulu ke Jakarta dipastikan bukan untuk konsumsi warga Ibukota.
"Pengiriman daging celeng dari Provinsi Bengkulu adalah untuk pakan satwa yang ada di kebun binatang Ragunan," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Hewan (Kabid KHMH) Provinsi Bengkulu, Nopiyeni, Jumat (4/1).
Berbicara di dalam acara diskusi bertajuk 'Barantan Terus Kembangkan Instrumen Pengawasan Pangan ASUH' di Gedung Kementan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Nopiyeni mengatakan pihaknya melakukan pengawasan dan peredaran daging celeng dengan ketat dan akuntabel. Standar operasional distribusi juga sudah dilakukan sejak enam tahun lalu.
"Sejak 6 tahun terakhir kita punya SOP untuk daging Celeng yang akan dikeluarkan dari Bengkulu," kata Nopoyeni.
Dalam SOP yang diterapkan, kata Nopiyeni, pihaknya tidak sembarangan memasok daging celeng ke tempat tujuan pihak pemesan.
"Di SOP kami mensyaratkan, kita bisa mengeluarkan daging celeng dari Bengkulu kalau ada rekomendasi pemasokan dari daerah tujuan. Tanpa ada rekom pemasokan, kami tidak akan mengeluarkan daging celeng," imbuhnya.
Lebih lanjut, dikatakannya, hal itu bertujuan untuk mewujudkan pengamanan peredaran pangan Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) sesuai arahan Kementan.
"Tujuan kita mengamankan adalah dalam rangka peredaran pangan ASUH," pungkasnya. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]
- HMI Kembali Demo, Bakar Ban Di Depan Istana Negara
- Rakor Evaluasi Kinerja & Refleksi Akhir Tahun 2023, Santosa: 2024, Kemenkumham Bengkulu Harus Meraih Predikat WBK
- Alumni Akpol 94 Motori Serbuan Vaksinasi Massal