Cerita Persahabatan Kapolda Dan Keluarga Bantu Sumsel 2 T

Dokter keluarga almarhum Akidi Tio, dr Hardi Darmawan (batik biru) saat acara penyerahan bantuan Rp2 Triliun di Mapolda Sumsel/RMOLSumsel
Dokter keluarga almarhum Akidi Tio, dr Hardi Darmawan (batik biru) saat acara penyerahan bantuan Rp2 Triliun di Mapolda Sumsel/RMOLSumsel

Sejak kemarin bantuan Rp 2 triliun yang digelontorkan keluarga almarhum Akidi Tio menyita perhatian seluruh pihak. Pasalnya, nilai bantuan tersebut sangatlah fantastis untuk membantu menangani Covid-19 di Sumsel.


Dokter pribadi keluarga almarhum Akidi Tio, Hardi Darmawan menceritakan bantuan tersebut dilatarbelakangi hubungan baik antara keluarga almarhum Akidi Tio dengan Kapolda Sumsel, Irjen Eko Indra Heri.

Hubungan tersebut sudah terjalin sejak tahun 1990-an. Karena itu, bantuan tersebut diberikan langsung kepada Kapolda selaku penerima amanah yang nantinya menjadi kewenangan Kapolda.

“Uang ini nantinya tidak ditransfer ke rekening pribadi Kapolda. Mungkin nanti, akan dibentuk tim yang terdiri dari ahli untuk menerima dan mengelola uang tersebut,” katanya.

Direktur RS Charitas ini mengatakan persahabatan ini bermula saat anak sulung Akidi bernama Johan berkenalan dengan Eko Indra Heri yang saat itu menjabat sebagai perwira pertama di Langsa, Aceh Timur.

Saat itu, kediaman keluarga Akidi letaknya dekat dengan rumah dinas polisi yang ditinggali oleh Eko. Sehingga persahabatan mereka pun terjalin. 

“Akidi ini memiliki tujuh anak, salah satunya yakni Eriyanti yang berdomisili di Palembang. Sedangkan sisanya di Jakarta dan membangun usaha masing-masing,” ujarnya.

Akidi dan anak sulungnya Johan telah meninggal 12 tahun silam. Namun, hubungan baik antara almarhum dengan Kapolda Sumsel masih tetap terjalin baik secara emosional. Bahkan, orangtua Eko pun mengenal keluarga almarhum Akidi ini.

Atas dasar tersebut, ditambah lagi situasi Covid-19. Keluarga almarhum Akidi Tio pun prihatin hingga akhirnya memberikan bantuan tersebut melalui Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. Hanya saja, ia dan Kapolda tak menyangka jika nilai bantuannya hingga Rp 2 triliun.

Bahkan, dia pun sempat berbicara jika bantuan tersebut dalam bentuk natura atau bukan uang. Namun, mereka (keluarga Almarhum Akidi Tio) mengaku sibuk sebagai para pengusaha sehingga mereka tidak mau ambil pusing.

“Saya sudah jadi dokter almarhum Akidi selama 48 tahun sampai sekarang menjadi dokter keluarga sampai cucu hingga cicit,” ujarnya. 

Ditanya soal usaha keluarga Akidi Tio, dia mengaku tidak mengetahui apa saja usaha yang digeluti oleh keenam anak almarhum Akidi Tio. Namun, uang bantuan Rp2 triliun tersebut hasil sumbangan keenam anaknya.

“Kalau dulu, almarhum Akidi Tio ini seorang pengusaha bahan bangunan, dan kontraktor yang sukses,” singkatnya.