Atlet Renang Bengkulu Tidak Ikut PON 2021, Ketua Umum PRSI: Putuskan Kontraknya

Ketua PRSI Bengkulu,Erna Sari Dewi/RMOLBengkulu
Ketua PRSI Bengkulu,Erna Sari Dewi/RMOLBengkulu

Atlet Cabang olahraga (Cabor) asal Bengkulu yakni Sofie Kemala Fatiha tampaknya harus menguburkan mimpinya untuk bisa melenggang di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada Oktober 2021 mendatang.


Pasalnya, minimnya anggaran dana yang dipersiapkan oleh pemerintah provinsi (pemprov) Bengkulu untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bengkulu dalam ajang PON Oktober tahun 2021. 

Keterbatasan anggaran ini menuai kritikan pedas dari  Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Bengkulu yakni Erna Sari Dewi yang saat ini tengah menjabat sebagai Wakil III DPRD Prov Bengkulu.

Dikatakan Erna, ketidak ikut sertaa Sofie dalam ajang PON Papua tahun 2021 ini sangat disayangkan. Dimana sebelumnya, atlet renang ini telah berjuang pada Pekan Olaharaga Wilayah (Porwil) tahun 2019 lalu  dan berhasil meraih medali emas, dengan perolehan medali sebanyak 3 emas.

Dengan ketidakikut sertaan ini lanjut Erna, Sofie harus mengambil sikap terhadap KONI Bengkulu dengan mengundurkan diri sebagai atlet Provinsi Bengkulu. 

“Kita harap pihak KONI Bengkulu segera berkomunikasi dengan pelatih maupun Sofie selaku atlet renang asal Bengkulu.  Agar kiranya masih mau mempertahankan atlet renang ini dan membatalkan pengunduran dirinya sebagai atlet Bengkulu,” kata Erna Sari Dewi, Selasa (15/6) kemarin kepada RMOLBengkulu.

Selaku Ketua PRSI Bengkulu, Erna juga menyesali sikap Pemprov Bengkulu yang tidak memperjuangkan atlet-atlet Bengkulu yang dinyatakan lolos PON dan hanya memberangkatkan 32 atlet yang dirasa akan menang saat bertanding di PON Papua tahun 2021 nanti.

Dirinya juga menyebutkan, sebanyak 52 atlet Bengkulu batal berangkat PON Papua karena terkendala biaya yang hanya di akomodir di angka 4 miliar rupiah oleh Pemprov Bengkulu. 

“Jika alasannya anggaran hanya tersedia Rp4 miliar, maka kami selaku DPRD siap mendukung demi nama baik Provinsi Bengkulu,” sambungnya.

Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai kurangnya anggaran dari pihak pemprov Bengkulu ke DPRD Provinsi Bengkulu. 

Sementara itu, Erna juga meminta agar KONI Bengkulu memiliki sikap terbuka dan memiliki komunikasi yang baik terhadap seluruh cabor-cabor yang ada di Bengkulu. Sehingga kedepannya dalam perhelatan olahraga nasional, Provinsi Bengkulu bisa mengharumkan nama baik daerah dengan segudang prestasi di bidang olaharaga.

"Kita minta ketegasan KONI Bengkulu untuk segera memutuskan apakah atlet renang asal Bengkulu bisa ikut PON Papua atau tidak. Andai kata Sofi ini di berangkatkan maka penuhi hak-hak dia dan kalaupun tidak berangkat maka putuskan kontraknya agar dia  bisa memilih daerah lain untuk diwakilkan olehnya,” tutup Erna Sari Dewi. [ogi]