Aktivitas Tambang Di Seguring Rusak Situs Budaya Rejang

RMOLBengkulu. Aktivitas tambang galian C di pinggiran aliran sungai Musi Kejalo tepatnya di Desa Seguring Kecamatan Curup Utara diduga merusak cagar atau situs budaya suku Rejang di wilayah itu.


RMOLBengkulu. Aktivitas tambang galian C di pinggiran aliran sungai Musi Kejalo tepatnya di Desa Seguring Kecamatan Curup Utara diduga merusak cagar atau situs budaya suku Rejang di wilayah itu.

Situs budaya tersebut, yakni Pungguk Pujung Bateu yang dipercaya masyarakat setempat sejak dulu memiliki nilai sejarah, situs tersebut berupa daratan yang menjulang yang terdapat batu sehingga disebut Pungguk Punjung Bateu.

"Ini merupakan cagar budaya yang patut kita hargai, namun dipora-porandakan seperti ini, situs ini merupaka  Lubuk Punjung," kata Sopian tokoh masyarakat setempat dikonfirmasi awak media, Senin (23/9).

Cagar budaya Lubuk Punjung itu luasnya berkisar 500 meter persegi, dimana lokasinya masuk dalam areal penambangan galian C PT Pakita Mandiri Pratama, tanpa disengaja atau tidak, aktivitas penambangan tersebut dengan mengeruk material diatasnya telah merusak cagar budaya tersebut.

Dijelaskan Sopian, cagar budaya Pungguk Punjung Bateu itu dipercaya sebagai tempat petilasan orang berpengaruh Suku Rejang pada jaman kerjaaan terdahulu, dimana lokasi itu sebagai tempat penyanggah rakit, dimana dilokasi itu dulunya terdapat lubuk.

"Kami berharap kondisinya dikembalikan seperti semula, silahkan lakukan aktivitas, tetapi jangan ganggu cagar budaya ini," tegasnya.

Menyikapi adanya laporan pengerusakan situs budaya tersebut, Bupati Rejang Lebong Ahmad Hijazi beserta jajaran langsung melakukan sidak dengan turun kelokasi, hingga akhirnya aktivitas pertambangan dilokasi tesebut dihentikan alias ditutup sementara.

Ditutupnya kegiatan pertambangan tersebut bukan hanya karena rusaknya situs budaya saja, melainkan kegiatan pengerukan material dilokasi itu juga diduga ilegal, lantaran PT Pakita Mandiri Pratama juga menunggak pajak sejak tahun 2018 lalu.

"Sebelum kerusakan semakin parah saya intruksi untuk dihentikan dan saya minta pemilik tambang untuk memperbaikinya lagi, Kami juga meminta pihak tambang untuk melunasi seluruh kewajibannya kepada Pemda, bila kewajibannya belum dilaksanakan maka aktifitas tambang dihentikan," ujar Hijazi saat melakukan sidak.

Sementara itu, perwakilan dari PT Pakita Mandiri Pratama, Robby Afriansyah menyampaikan, pihaknya tidak mengetahui jika lomasi itu merupakan situs budaya, sehingga rusaknya situs tersebut terjadi tanpa sengaja, pihaknya berjanji akan memperbaiki segera situs budaya tersebut. [tmc]