RMOLBengkulu. Peningkatan kerjasama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan organisasi internasional dan regional lainnya adalah kunci dalam mengembangkan kemampuan mediasi negara-negara OKI.
- Pledoi AKBP Dody Prawiranegara Ditolak Jaksa
- 500 Supir Angkutan Umum Ditargetkan Jalani Vaksinasi
- Pastikan Pelayanan Kesehatan dan Pangan WBP, Kakanwil Kemenkumham Bengkulu Sidak Ke Lapas Kelas IIA Bentiring
Baca Juga
RMOLBengkulu. Peningkatan kerjasama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan organisasi internasional dan regional lainnya adalah kunci dalam mengembangkan kemampuan mediasi negara-negara OKI.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pada pertemuan Organization of Islamic Cooperation (OIC) Contact Group (CG) Friends of Mediation di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-73 di New York, Senin (24/9) waktu Amerika Serikat.
Menlu Retno menuturkan, untuk menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global dalam kerjasama dengan OKI harus melalui pengembangan budaya pencegahan (culture of prevention) dengan melakukan pembiasaan dalam membangun dialog.
"Mencegah lebih baik dari mengobati, prevention is better than the cure," tegas Menlu melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa malam (25/9).
Selain itu pembentukan kontak grup perlu bersifat komplementer dengan inisiatif Indonesia terkait Contact Group on Peace and Conflict Resolution.
"Contact grup ini juga perlu untuk saling melengkapi dengan mekanisme PBB Group of Friends of Mediation (FoM) yang telah aktif memberikan sejumlah masukan mengenai peace building dan peace sustaining yang terkait dengan mediasi," tuturnya.
Mediasi kata Menlu Retno menjadi salah satu sarana untuk mengimplementasikan resolusi konflik, dimana upaya peningkatan kemampuan mediasi bagi negara OKI sejalan dengan inisiatif Indonesia yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di sela-sela Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 pada tahun 2015 lalu mengenai pembentukan OIC Contact Group on Peace and Conflict Resolution yang telah disahkan di KTT ke-13 OKI di Istanbul, Turki, tahun 2016.
Untuk diketahui, dalam kelompok ini, Indonesia telah aktif berpartisipasi sejak awal pendiriannya di tahun 2010. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]
- Covid-19 Tembus 800 Kasus Sehari, Ini Kata Ketua Satgas IDI Soal Omicron
- TNI AD Mulai Renovasi Rumah Zohri, Juara Dunia Lari Cepat
- Di Media Asing, Kasus Kasus Covid-19 Diklaim Lebih Parah Dari India